Bisnis.com, JAKARTA - Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump meminta rekan-rekannya dari Partai Republik di Kongres untuk membubarkan dan memangkas pendanaan untuk Departemen Kehakiman AS dan FBI.
Dia meminta hal itu satu hari setelah mengaku tidak bersalah di New York atas 34 tuduhan kejahatan yang menjeratnya.
Trump berusaha untuk mendapatkan kembali kursi kepresidenan pada 2024, dengan membidik otoritas penegak hukum federal meskipun tuntutan pidana diajukan oleh jaksa wilayah Manhattan.
Akan tetapi, Trump menjalani dua penyelidikan kriminal Departemen Kehakiman yang dipimpin oleh Penasihat Khusus Jack Smith, yang ditunjuk oleh Jaksa Agung AS Merrick Garland. Keduanya tampak berakselerasi dalam beberapa bulan terakhir.
"Republik di Kongres harus membuang Departemen Kehakiman dan FBI sampai mereka sadar," tulis Trump di platform media sosialnya, seperti dilansir dari Reuters, pada Kamis (6/4/2023).
Padahal, di masa lalu Partai Republik telah mendukung pendanaan yang kuat untuk penegakan hukum dan mengkritik proposal dari beberapa pihak kiri untuk memangkas dana Departemen Kehakiman setempat, dalam beberapa tahun terakhir.
Baca Juga
Anggota Kongres dari Partai Republik menyerukan pemotongan tajam pengeluaran federal sebagai upaya mengurangi utang AS.
FBI, bagian dari Departemen Kehakiman, adalah badan intelijen dan keamanan domestik AS. Trump sendiri menunjuk direktur FBI saat ini, Christopher Wray, setelah memecat kepala FBI sebelumnya, James Comey, pada 2017.
Trump pernah mendukung peningkatan pengeluaran untuk Departemen Kehakiman saat menjabat sebagai presiden dari 2017 hingga 2021.
Menurut data Gedung Putih, anggarannya meningkat 4 persen selama rentang waktu tersebut menjadi $38,7 miliar.
Salah satu penyelidikan berfokus pada upaya Trump dan sekutunya untuk membatalkan hasil pemilu 2020 yang dia kalahkan dari Presiden Demokrat Joe Biden.
Mantan Wakil Presiden Mike Pence telah memutuskan untuk tidak mengajukan banding atas putusan hakim yang mengharuskan dia untuk bersaksi di hadapan dewan juri dalam penyelidikan menjelang serangan 6 Januari 2021 di US Capitol.
Investigasi Smith lainnya berfokus pada dokumen rahasia yang disimpan Trump setelah meninggalkan jabatannya.
FBI menolak mengomentari pernyataan Trump, dan Departemen Kehakiman tidak menanggapi permintaan komentar, pada Rabu (5/4/2023).