Bisnis.com, JAKARTA – Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah didakwa dengan 34 tuduhan tindak pidana pemalsuan catatan bisnis. Dia mengaku tidak bersalah atas semua tuduhan itu.
Tuduhan pidana yang dihadapi Trump di New York ini berasal dari tiga kasus terpisah.
Trump dan rekan-rekannya dituduh melakukan pembayaran 'uang tutup mulut' selama kampanye pemilihan presiden (Pilpres AS) 2016.
Dilansir dari CNA pada Rabu (5/4/2023), pembayaran itu diberikan kepada dua perempuan agar tak membocorkan hubungan seksual di luar nikah yang dikatakan telah terjadi bertahun-tahun sebelumnya. Juga, kepada mantan penjaga pintu Trump Tower yang mengaku tahu soal seorang anak Trump dari luar pernikahan.
Tiga kasus suap 'uang tutup mulut' berdasarkan keterangan Jaksa Wilayah Manhattan Alvin Bragg:
Penjaga Pintu Trump Tower
Bragg pertama kali mengungkapkan insiden yang melibatkan mantan penjaga pintu Trump Tower yang dibayar US$30.000 (sekitar Rp446,8 juta) setelah dia mengklaim memiliki informasi tentang seorang anak yang dimiliki Trump di luar nikah.
Penjaga pintu itu, Dino Sajudin, menerima pembayaran dari perusahaan induk National Enquirer, American Media, sebagai imbalan atas tutup mulut terkait desas-desus bahwa Trump telah menjadi ayah seorang anak dari seorang karyawan di Trump World Tower.
Baca Juga
Kontrak antara Sajudin dan American Media akan membuat Sajudin membayar US$1 juta (sekitar Rp14,89 miliar) jika dia mengungkap rumor itu atau ketentuan perjanjiannya dengan perusahaan itu.
Dalam sebuah wawancara dengan The Associated Press pada Agustus 2017, wanita yang menjadi pusat rumor tersebut membantah bahwa dia berselingkuh dengan Trump.
Karen McDougal
Jaksa juga mengutip kasus Karen McDougal, mantan model Playboy yang menerima US$150.000 (sekitar Rp2,23 miliar) dari American Media setelah mengklaim dia berselingkuh selama 10 bulan dengan Trump pada pertengahan 2000-an.
Uang itu diberikan agar perusahaan media itu punya hak atas berita perselingkuan McDougal dan Trump itu.
Pada kenyataannya, berita itu tak pernah terbit - praktik ini dikenal sebagai "tangkap dan bunuh".
Perusahaan induk National Enquirer telah mengakui bahwa pembayaran dilakukan khusus untuk membantu kampanye kepresidenan Trump.
Bragg mengatakan Trump "secara eksplisit" mengarahkan pengacara Michael Cohen, yang saat itu bekerja untuk Trump Organiztion, untuk mengganti uang American Media secara tunai, kemudian Cohen mengindikasikan kepada Trump bahwa pembayaran harus dilakukan oleh perusahaan cangkang.
Dugaan hubungan antara McDougal dan Trump tetap dirahasiakan sampai Wall Street Journal melaporkan beberapa hari sebelum Hari Pemilihan Presiden AS pada 2016. Trump membantah tuduhan itu.
Stormy Daniels
Kasus ketiga melibatkan bintag porno Stormy Daniels, yang dibayar US$130.000 (sekitar Rp1,93 miliar) sebagai imbalan atas kebisuannya tentang hubungan seksual dengan Trump di Lake Tahoe, Nevada, pada 2006. Trump membantah pertemuan itu.
Bragg mengatakan bahwa 12 hari sebelum pemilihan pada 8 November 2016, Cohen telah mentransfer US$130.000 kepada pengacara Daniels dengan menggunakan perusahaan cangkang yang didanai melalui bank Manhattan.
Daniels, yang bernama asli Stephanie Clifford, dibayar setelah menunjukkan bahwa dia bersedia berbicara dengan National Enquirer atau di televisi untuk mengonfirmasi pertemuan itu.
Trump bersikeras kepada wartawan di Air Force One pada April 2018 bahwa dia tidak tahu tentang pembayaran yang dilakukan kepada Daniels melalui Cohen.
Meski begitu, Bragg mengatakan pada Selasa (4/4/2023) bahwa Trump mengganti uang Cohen setelah kemenangannya pada 2016 dengan uang dari dua sumber: perwalian yang menyimpan aset Trump Organization dan dari rekening bank pribadinya.