Bisnis.com, JAKARTA - Survei Pemilu 2024 yang dilaksanakan Indo Barometer menunjukkan bahwa Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) berpeluang kembali menjuarai pemilihan legislatif tiga kali berturut-turut alias hattrick.
Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari mengatakan, jika dibandingkan dengan hasil Pemilu 2019, dukungan kepada partai berlogo banteng ini naik dari 19,3 persen menjadi 20,1 persen pada pemilu 2024.
"Mengenai konstelasi parpol ini, PDIP berpeluang besar untuk hatrick ya atau juara pemilu legislatif tiga kali karena suaranya konsisten di peringkat 1," ujarnya kepada wartawan di FX Sudirman, Jakarta Selatan, Selasa (21/3/2023).
Qodari menyebut bahwa elektabilitas partai di bawah PDIP masih akan sangat bersifat dinamis hingga 2024 mendatang. Sebab, elektabilitas beberapa partai diprediksi melemah pada Pemilu 2024.
Contoh Gerindra yang berdasarkan hasil survei ini, elektabilitasnya turun sekitar 0,7 persen pada pemilu mendatang. Pada 2024, partai ini diprediksi mendapat dukungan sebesar 11,9 persen.
"Di bawah PDIP masih sangat dinamis, antara Gerindra, PKB, Golkar. Nomor 2 ada Gerindra 11,9 persen, lalu PKB 8,7 persen, Golkar 7,7 persen, dan seterusnya," sambungnya.
Baca Juga
Adapun, survei ini dilaksanakan pada 12-24 Februari 2023 dengan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara tatap muka dengan menggunakan kuisioner.
Total ada 1.190 responden yang diikutsertakan dalam pelaksanaan survei, dengan kriteria WNI berusia 17 tahun atau lebih atau sudah menikah pada saat survei dilakukan.
"Margin error survei ini sebesar kurang lebih 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen," jelas Qodari.
Berikut hasil survei terbaru Indo Barometer terkait elektabilitas partai:
- PDIP: 20,1 persen
- Gerindra: 11,9 persen
- PKB: 8,7 persen
- Golkar: 7,7 persen
- Demokrat: 7,5 persen
- Nasdem: 6,0 persen
- PKS: 5,8 persen
- PPP: 2,4 persen
- PAN: 1,7 persen
- Perindo: 0,7 persen
- Partai Ummat: 0,4 persen
- Partai Buruh: 0,2 persen
- Hanura: 0,2 persen
- PSI: 0,2 persen
- Partai Gelora: 0,1 persen