Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Rusia Vladimir Putin dilaporkan mengunjungi Krimea pada Sabtu (18/3/2023), untuk memperingati 9 tahun aneksasi atas semenanjung tersebut dari Ukraina.
Dilansir dari Reuters, Sabtu (18/3/2023), Putin disambut oleh gubernur Sevastopol yang dilantik Rusia, Mikhail Razvozhayev. Dalam kunjungan mendadak itu, Putin dibawa untuk melihat pusat anak-anak baru dan sekolah seni.
Media pemerintah tidak segera menyiarkan pernyataan apapun dari Putin, sehari setelah Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) menyatakan telah mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadapnya dan menuduhnya melakukan kejahatan perang dengan mendeportasi ratusan anak dari Ukraina secara ilegal.
Putin belum berkomentar secara terbuka mengenai langkah ICC tersebut. Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov menyebut keputusan ICC 'batal demi hukum', dan mengatakan bahwa Rusia menganggap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh ICC 'keterlaluan dan tidak dapat diterima'.
ICC pun mewajibkan 123 negara anggotanya untuk menangkap Putin jika berada di negara mereka. Jika terjadi, Putin akan dipindah ke Den Haag, Belanda, untuk diadili dalam pengadilan.
ICC juga mengeluarkan surat perintah pada Jumat (17/3/2023) untuk Maria Lvova-Belova, komisaris Rusia untuk hak-hak anak, atas tuduhan yang sama.
Baca Juga
"Ini membuat Putin menjadi paria. Jika dia bepergian, dia berisiko ditangkap. Ini tidak akan pernah hilang. Rusia tidak dapat memperoleh keringanan sanksi tanpa mematuhi surat perintah," kata Stephen Rapp, mantan duta besar AS untuk kejahatan perang.
Adapun, Rusia mencaplok Krimea pada 2014, 8 tahun sebelum meluncurkan invasi besar-besaran ke Ukraina. Ukraina menyatakan akan berjuang untuk mengusir Rusia dari Krimea dan semua wilayah lain yang telah diduduki Rusia dalam perang yang berlangsung selama setahun ini.