Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terancam Ditangkap, Putin Malah Kunjungi Krimea

Presiden Rusia Vladimir Putin mendadak mengunjungi Krimea usai Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapannya
Presiden Rusia Vladimir Putin terlihat di layar selama pidato tahunannya di Majelis Federal, di Sevastopol, Krimea, 21 Februari 2023. REUTERS/Alexey Pavlishak
Presiden Rusia Vladimir Putin terlihat di layar selama pidato tahunannya di Majelis Federal, di Sevastopol, Krimea, 21 Februari 2023. REUTERS/Alexey Pavlishak

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Rusia Vladimir Putin dilaporkan mengunjungi Krimea pada Sabtu (18/3/2023), untuk memperingati 9 tahun aneksasi atas semenanjung tersebut dari Ukraina.

Dilansir dari Reuters, Sabtu (18/3/2023), Putin disambut oleh gubernur Sevastopol yang dilantik Rusia, Mikhail Razvozhayev. Dalam kunjungan mendadak itu, Putin dibawa untuk melihat pusat anak-anak baru dan sekolah seni.

Media pemerintah tidak segera menyiarkan pernyataan apapun dari Putin, sehari setelah Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) menyatakan telah mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadapnya dan menuduhnya melakukan kejahatan perang dengan mendeportasi ratusan anak dari Ukraina secara ilegal.

Putin belum berkomentar secara terbuka mengenai langkah ICC tersebut. Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov menyebut keputusan ICC 'batal demi hukum', dan mengatakan bahwa Rusia menganggap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh ICC 'keterlaluan dan tidak dapat diterima'.

ICC pun mewajibkan 123 negara anggotanya untuk menangkap Putin jika berada di negara mereka. Jika terjadi, Putin akan dipindah ke Den Haag, Belanda, untuk diadili dalam pengadilan.

ICC juga mengeluarkan surat perintah pada Jumat (17/3/2023) untuk Maria Lvova-Belova, komisaris Rusia untuk hak-hak anak, atas tuduhan yang sama.

"Ini membuat Putin menjadi paria. Jika dia bepergian, dia berisiko ditangkap. Ini tidak akan pernah hilang. Rusia tidak dapat memperoleh keringanan sanksi tanpa mematuhi surat perintah," kata Stephen Rapp, mantan duta besar AS untuk kejahatan perang.

Adapun, Rusia mencaplok Krimea pada 2014, 8 tahun sebelum meluncurkan invasi besar-besaran ke Ukraina. Ukraina menyatakan akan berjuang untuk mengusir Rusia dari Krimea dan semua wilayah lain yang telah diduduki Rusia dalam perang yang berlangsung selama setahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper