Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Senjata Hipersonik China Lebih Dahsyat Dibanding Rusia, Mampu Hantam Pangkalan AS di Pasifik

China lebih unggul dibanding Rusia dan Amerika Serikat (AS) dalam pengembangan senjata hipersonik.
Bendera China berkibar di konsulat China setelah Amerika Serikat memerintahkan China untuk menutup pintunya pada 22 Juli 2020 di Houston, Texas. Menurut Departemen Luar Negeri, Pemerintah AS memerintahkan penutupan konsulat China untuk melindungi kekayaan intelektual dan informasi pribadi orang AS. Bloomberg/ Getty Images
Bendera China berkibar di konsulat China setelah Amerika Serikat memerintahkan China untuk menutup pintunya pada 22 Juli 2020 di Houston, Texas. Menurut Departemen Luar Negeri, Pemerintah AS memerintahkan penutupan konsulat China untuk melindungi kekayaan intelektual dan informasi pribadi orang AS. Bloomberg/ Getty Images

Bisnis.com, JAKARTA – Badan Intelijen Pertahanan (DIA) menegaskan, bahwa China lebih unggul dibanding Rusia dan Amerika Serikat (AS) dalam pengembangan senjata hipersonik.

Melansir Bloomberg, Sabtu (11/3/2023), DIA menduga pihak China mungkin telah mengerahkan senjata yang mampu menghantam pangkalan AS di Pasifik.

Untuk diketahui, DIA adalah anggota dari Komunitas Intelijen AS, merupakan produsen utama dan manajer dari intelijen militer untuk Departemen Pertahanan AS. DIA mempekerjakan lebih dari 16.500 karyawan militer AS dan sipil di seluruh dunia

Menurut DIA, China juga mengejar rudal balistik antarbenua berujung hulu ledak luncur hipersonik yang telah diuji sejak 2014, kata Paul Freisthler, Kepala Ilmuwan untuk Divisi Analisis DIA, kepada Subkomite House Armed Services, Jumat (10/3/2023).

Pada Juli 2021, senjata itu menunjukkan mampu mengelilingi dunia, katanya.

“Sementara China dan Rusia telah melakukan banyak uji coba senjata hipersonik yang sukses dan kemungkinan telah menerjunkan sistem operasional, China memimpin Rusia dalam infrastruktur pendukung dan jumlah sistem,” kata Freisthler tentang senjata tersebut.

China telah secara dramatis memajukan pengembangan teknologi dan kemampuan rudal hipersonik konvensional dan senjata nuklir melalui investasi, pengembangan, pengujian, dan penyebaran yang intens, katanya.

Penundaan rudal hipersonik membuat AS tertinggal di belakang Rusia dan China.

Akademi Aerodinamika China mengklaim mengoperasikan setidaknya tiga terowongan angin hipersonik pada Maret, yang kecepatannya 8, 10, dan 12 kali kecepatan suara.

Rusia saat ini memiliki tiga sistem, termasuk senjata yang diluncurkan dari laut pada 8 Maret. Rusia juga telah menembakkan rudal hipersonik ke Ukraina sejak invasi, termasuk minggu ini, menurut laporan berita.

Sementara, AS belum mengumumkan pemakaian rudal hipersonik. Angkatan Udara, Angkatan Laut dan Angkatan Darat sedang mengembangkan sistem itu.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nancy Junita
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper