Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Korut Ketar-ketir, Desak PBB Hentikan Latihan Militer AS-Korsel

Korea Utara (Korut) meminta PBB untuk menghentikan latihan militer skala besar antara AS-Korsel. Ini alasannya.
Militer Korea Utara melakukan latihan dengan beberapa peluncur dan senjata taktis ke Laut Timur selama latihan militer di Korea Utara, dalam foto 4 Mei 2019 yang dipasok oleh Kantor Berita Pusat Korea (KCNA)./KCNA via Reuters
Militer Korea Utara melakukan latihan dengan beberapa peluncur dan senjata taktis ke Laut Timur selama latihan militer di Korea Utara, dalam foto 4 Mei 2019 yang dipasok oleh Kantor Berita Pusat Korea (KCNA)./KCNA via Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Luar Negeri Korea Utara mendesak Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk menuntut penghentian segera latihan militer gabungan antar Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan (Korsel). 

Wakil Menteri Luar Negeri Korut Kim Son Gyong mengatakan, latihan dan retorika dari sekutu itu secara tidak bertanggung jawab telah meningkatkan tingkat konfrontasi antara Korsel dan Korut. 

Menurutnya, latihan militer gabungan itu juga telah membuat situasi antar kedua negara pecahan semenanjung Korea ini semakin tegang. 

"PBB dan komunitas internasional harus mendesak AS dan Korea Selatan untuk segera menghentikan pernyataan provokatif dan latihan militer bersama mereka," ujarnya dilansir dari Channel News Asia, Minggu (5/3/2023). 

Di sisi lain, Kim membenarkan bahwa pihaknya menyesalkan keputusan PBB yang secara konsisten bungkam terhadap latihan militer yang dijalankan oleh AS dan Korsel. 

Dia menilai hal ini menunjukkan bahwa PBB memiliki sifat agresif yang sangat jelas terhadap negera yang dijuluki sebagai Hermit Kingdom. 

Untuk diketahui, AS dan Korsel akan melakukan latihan militer dengan skala besar yang dikabarkan akan berlangsung selama lebih dari 10 hari. 

Pejabat AS mengatakan latihan militer ini diharapkan dapat meningkat kemampuan militer yang dimiliki oleh AS. 

Menurutnya, latihan ini diperlukan mengingat kini negeri ginseng tengah berada di bawah ancaman dari program rudal balistik dan senjata nuklir milik Korut. 

Sebelumnya, pemerintahan Presiden Korut Kim Jong Un telah melakukan uji coba rudal balistik antarbenua (ICBM) Hwasong-15 pada Sabtu (18/2/2023). 

Uji coba ini disebut sebagai latihan peluncuran mendadak sebagai kesiapan Korut untuk melakukan serangan balik terhadap pasukan musuh. 

Saudara perempuan Kim Jong Un, Kim Yo Jong, mengecam Amerika Serikat karena mencoba mengubah Dewan Keamanan PBB menjadi apa yang disebutnya sebagai "alat untuk kebijakan permusuhannya yang keji" terhadap Pyongyang. 

"Saya peringatkan bahwa kita akan mengawasi setiap gerakan musuh dan melakukan tindakan balasan yang sesuai dan sangat kuat dan luar biasa terhadap setiap gerakan yang memusuhi kita," terangnya dikutip dari Reuters. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper