Bisnis.com, SOLO - Negara-negara Eropa termasuk Spanyol masih menderita akibat kenaikan harga pangan dan bahan bakar pada peringatan satu tahun eskalasinya konflik Ukraina.
Perang antara Rusia-Ukraina ternyata memengaruhi anggaran rumah tangga di seluruh negara itu, terlepas dari upaya pemerintah untuk menjaga harga serendah mungkin.
Menurut Kantor Statistik Spanyol (INE), harga mengalami kenaikan sebesar 8,4 persen di negara tersebut pada 2022, yang memuncak di angka 10,8 persen pada Juli.
Kenaikan harga disebabkan oleh berbagai masalah pasokan energi di seluruh Eropa, yang saat itu sangat bergantung pada gas dan minyak bumi Rusia.
Laporan INE menyebutkan harga gula menjadi 52,1 persen lebih tinggi. Harga susu, mentega, dan minyak goreng melonjak lebih dari 30 persen. Sementara untuk harga telur, yoghurt, tepung, dan keju naik lebih dari 20 persen.
Pada awal 2023, pemerintah Spanyol menghapus pajak pertambahan nilai (PPN) untuk makanan pokok selama enam bulan dan menurunkannya dari 10 persen menjadi 5 persen untuk pasta dan minyak zaitun.
Baca Juga
Harga solar dan minyak bumi juga naik tajam pada 2022, dengan harga solar naik 28,5 persen dan minyak bumi sebesar 14,9 persen, papar Buletin Perminyakan (Oil Bulletin) UE.
Kenaikan harga paling tajam masing-masing sebesar 45,6 persen dan 33,6 persen terjadi pada Maret, tak lama setelah dimulainya konflik Ukraina.
Naiknya harga bahan bakar memicu aksi mogok selama 20 hari oleh para pekerja transportasi independen, yang semakin memperparah masalah pasokan negara tersebut dan menambah beban anggaran rumah tangga.