Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ribuan Anak Ukraina Jadi Propaganda Rusia dan Dipaksa Latihan Militer

Ribuan anak asal Ukraina menjadi sasaran propaganda Rusia, diadopsi paksa dan bahkan beberapa di antaranya menjalani pelatihan militer.
Mainan dan buku dipajang di tempat perlindungan dari bom yang disiapkan untuk anak sekolah di sekolah umum di Kyiv, di tengah invasi Rusia ke Ukraina, pada 29 Agustus 2022. Fotografer: Bloomberg/AFP/Getty Images
Mainan dan buku dipajang di tempat perlindungan dari bom yang disiapkan untuk anak sekolah di sekolah umum di Kyiv, di tengah invasi Rusia ke Ukraina, pada 29 Agustus 2022. Fotografer: Bloomberg/AFP/Getty Images

Bisnis.com, JAKARTA – Ribuan anak asal Ukraina menjadi sasaran propaganda Rusia, diadopsi paksa dan bahkan beberapa di antaranya menjalani pelatihan militer.

Melansir Bloomberg, Rabu (15/2/2023), hal tersebut merupakan temuan Universitas Yale dan didukung oleh pemerintah Amerika Serikat (AS).

Studi universitas itu menemukan ada 6.000 anak Ukraina korban perang—sebagian dari mereka adalah yatim piatu—berada di kamp-kamp untuk menjalani pendidikan ulang.

Sebagian dari anak-anak itu, diadopsi secara paksa olah keluarga Rusia tanpa pesetujuan orangtua, karena tidak semua anak yang ditampung di kamp-kamp adalah yatim piatu.

Tindakan itu, menurut Universitas Yale, melanggar Konveksi Jenewa dan dapat dianggap sebagai kejahatan perang. Kejahatan terhadap kemanusiaan dan kemungkinan genosida, kata para peneliti dari Laboratorium Penelitian Kemanusiaan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Yale.

Anak-anak yang ditampung di Rusia itu berusia 4 bulan hingga 17 tahun.

Penelitian Universitas Yale itu didukung oleh Biro Operasi Stabilisasi Konflik Departemen Luar Negeri AS.

Penelitian menemukan setidaknya 6.000 anak dapat dipastikan telah berpartisipasi dalam kamp. Para peneliti menduga jumlah tersebut jauh lebih tinggi.

Nathaniel Raymond, seorang peneliti di Yale yang mengerjakan laporan tersebut, mengatakan kepada wartawan dalam konferensi telepon pada Selasa (14/2/2023), bahwa tujuan utama dari keberadaan kamp tampaknya untuk pendidikan ulang politik.

Dalam banyak kasus, menurut laporan itu, anak-anak dikirim ke kamp-kamp dari wilayah penduduk Ukraina termasuk Zaporizhzhia, Kharkiv, Kherson, Donetsk, dan Luhansk.

Di dua kamp bergaya militer di Chechnya dan Krimea yang diduduki Rusia, anak-anak diajari cara menangani peralatan militer, mengemudikan truk, dan mempelajari senjata api, kata para peneliti.

Beberapa anak yatim piatu Ukraina akhirnya diadopsi atau ditempatkan dengan keluarga asuh Rusia, tetapi laporan itu mengatakan bahwa tidak semua anak-anak ini secara teknis adalah anak yatim – dengan beberapa hanya berasal dari keluarga yang “dalam keadaan sulit.”

Rusia menggambarkan program adopsinya sebagai bantuan kemanusiaan untuk anak-anak terlantar.

Para peneliti mengatakan banyak orang tua memberikan persetujuan di bawah paksaan agar anak-anak mereka kelaur dari medan perang.

Ada juga orang tua ingin anak-anaknya memperoleh makanan yang baik. Namun, beberapa anak dikembalikan ke orang tua mereka, tetapi ada juga anak yang tidak dapat berkomunikasi dengan orang tua mereka atau diblokir untuk pulang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nancy Junita
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper