Bisnis.com, JAKARTA - Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad keluar dari Partai Perjuang Tanah Air (Pejuang) yang didirikannya pada 12 Agustus 2020.
Sekretaris Jenderal Pejuang Amiruddin Hamzah mengatakan, Mahathir bersama dengan 12 anggota lainnya keluar dari Pejuang usai partai tersebut memutuskan hubungan dengan koalisi Gerakan Tanah Air (GTA).
Adapun, koalisi ini diisi oleh empat partai politik, yakni Partai Aliansi Muslim India Nasional (Iman), Partai Bumiputera Perkasa Malaysia (Putra), Parti Barisan Jemaah Islamiah se-Malaysia (Berjasa), serta Pejuang.
"Keputusan Pejuang untuk memutuskan hubungan dengan Koalisi GTA secara langsung mendiskualifikasi kami untuk tetap menjadi anggota karena kami berniat melanjutkan perjuangan di platform GTA," katanya dilansir dari Channel News Asia, Sabtu (11/2/2023).
Dalam sebuah surat pemberitahuan, Mahathir dan 12 anggota lainnya memilih untuk melanjutkan perjuangan mereka melalui GTA. Tujuan perjuangan koalisi itu menjadi alasan lain bagi ke-13 anggota keluar dari Partai Pejuang.
"Bagi kami, tujuan perjuangan GTA adalah untuk menyatukan partai-partai Melayu, lembaga swadaya masyarakat dan individu-individu yang berprinsip dan berpegang teguh pada perjuangan membela agama, bangsa dan negara," tulis surat yang diunggah oleh mantan Wakil Presiden Pejuang Marzuki Yahya melalui Facebook, Jumat (10/2/2023).
Baca Juga
Sebelumnya, Mahathir telah mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Ketua Partai Pejuang pada Sabtu (17/12/2022) setelah kalah telak dalam pemilihan umum (pemilu) Malaysia beberapa waktu lalu.
Partai Pejuang bahkan disebut sebagai partai dengan performa terburuk dalam pemilu yang diselenggarakan pada November 2022.
Sebanyak 67 kandidat yang diusung oleh Partai Pejuang kalah dalam pemilu tersebut, tak terkecuali Mahathir dan Presiden Partai Pejuang yang juga merupakan anak Mahathir, Mukhriz Mahathir.