Bisnis.com, JAKARTA - Gempa Turki diperkirakan bisa menelan 10.000 lebih korban jiwa yang meninggal, dari saat ini sekitar 2.600 korban meninggal akibat gempa dahsyat tersebut.
Korban tewas dalam gempa dahsyat di Turki dan Suriah bisa mencapai 10.000 orang, para ahli telah memperingatkan. Laporan tersebut beradal dari United States Geological Survey yang memantau dengan seksama krisis kemanusiaan tersebut.
Gempa berkekuatan 7,8 skala Richter (SR) menghantam Turki selatan dan Suriah utara Senin (6/2/2023) pagi, meruntuhkan bangunan hingga rata dengan tanah dan menjebak ribuan orang di bawah reruntuhan. .
Guncangan besar lainnya dengan 7,5 SR melanda bagian selatan Turki beberapa jam setelah gempa asli. Orang-orang terjebak dan terluka di beberapa daerah di negara-negara tersebut saat mereka sedang tidur. Getaran dirasakan hingga Siprus, Yordania, Israel, Lebanon, dan Mesir, serta mendorong Italia untuk mengeluarkan peringatan tsunami bagi penduduk pesisir.
Puluhan ribu orang yang kehilangan tempat tinggal di Turki dan Suriah menghadapi malam yang dingin. Di Gaziantep Turki, ibu kota provinsi sekitar 20 mil dari pusat gempa, orang-orang berlindung di pusat perbelanjaan, stadion, dan pusat komunitas.
Korban tewas gabungan di Turki dan Suriah telah dikonfirmasi setidaknya 2.600 orang. Sebagian besar kerusakan terjadi di Turki selatan dan Suriah utara dan tengah dan jumlah korban tewas diperkirakan akan bertambah karena laporan korban datang dari masing-masing daerah.
Baca Juga
Beberapa gempa susulan terus dilaporkan sepanjang pagi baik di Suriah dan Turki tetapi juga di Irak dan Lebanon, dengan ratusan bangunan rusak memaksa penduduk keluar rumah pada malam musim dingin.
Suriah telah dihancurkan oleh perang saudara selama lebih dari 11 tahun, ditambah krisis ekonomi dan Covid-19. Banyak korban hidup dalam kondisi kumuh dan dengan sedikit akses ke perawatan kesehatan.