Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AS Lawan Tentara Bayaran Rusia Grup Wagner di Ukraina dan Afrika

Duta Besar AS untuk PBB menegaskan pihaknya mencari cara baru untuk melawan dampak tentara bayaran Rusia, Grup Wagner.
Seorang tentara Bangladesh-Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) berjalan melewati sebuah mobil selama pasar ternak mingguan pada 7 Maret 2017 di Gao, Mali. Pasukan MINUSMA (Misi Stabilisasi Terpadu Multidimensi Perserikatan Bangsa-Bangsa) yang dipimpin PBB membantu pemerintah Mali dalam perjuangannya melawan pemberontak yang mencakup gerakan Tuareg (MNLA) dan beberapa kelompok bersenjata Islam, di antaranya Al-Qaeda, di utara Mali. Bloomberg/ /Getty Images)
Seorang tentara Bangladesh-Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) berjalan melewati sebuah mobil selama pasar ternak mingguan pada 7 Maret 2017 di Gao, Mali. Pasukan MINUSMA (Misi Stabilisasi Terpadu Multidimensi Perserikatan Bangsa-Bangsa) yang dipimpin PBB membantu pemerintah Mali dalam perjuangannya melawan pemberontak yang mencakup gerakan Tuareg (MNLA) dan beberapa kelompok bersenjata Islam, di antaranya Al-Qaeda, di utara Mali. Bloomberg/ /Getty Images)

Bisnis.com, JAKARTA — Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk PBB Linda Thomas-Greenfield menyebut tindakan Grup Wagner di Ukraina dan di Benua Afrika tidak dapat diterima dan mengatakan AS akan mencari cara baru untuk melawan dampak tentara bayaran Rusia.

Dilansir dari Bloomberg, Kamis (2/2/2023), Thomas-Greenfield mengatakan AS akan mencoba bekerja dengan negara-negara Afrika untuk meningkatkan kemampuan militer mereka, sehingga tidak harus bergantung pada Wagner untuk keamanan mereka.

“Apa yang mereka lakukan di Afrika tidak dapat diterima,” kata Thomas-Greenfield dalam sebuah wawancara di kantor pusat Bloomberg di Washington pada Rabu (1/2/2023).

Dia mengatakan, bahwa AS memahami beberapa negara Afrika memiliki masalah keamanan yang perlu ditangani, tetapi Grup Wagner bukanlah entitas yang dapat melakukan itu untuk mereka.

AS telah memberlakukan serangkaian sanksi terhadap Wagner, yang bersekutu erat dengan Presiden Vladimir Putin dan telah mengirim puluhan ribu pasukan—termasuk narapidana—untuk bertempur di Ukraina.

“Kami akan terus menekan agar mereka menghentikan upaya mereka baik di Ukraina maupun di benua Afrika dan kami telah mendorong PBB untuk memanggil mereka atas tindakan yang saat ini mereka lakukan,” kata Thomas-Greenfield.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper