Bisnis.com, JAKARTA - Perdana Menteri (PM) Inggris Rishi Sunak memecat Ketua Partai Konservatif sekaligus Menteri Tanpa Portofolio Nadhim Zahawi akibat skandal pajak.
Dilansir dari Bloomberg pada Senin (30/1/2023), melalui sebuah surat, PM Sunak menyampaikan bahwa penyelidikan yang dilakukan penasihat Laurie Magnus menemukan fakta bahwa Nadhim Zahawi telah melakukan pelanggaran kode etik Menteri yang serius.
"Jelas bahwa telah terjadi pelanggaran serius terhadap Kode Etik Menteri. Karenanya, saya telah memutuskan untuk memberhentikan Anda dari posisi Anda." jelas surat yang ditujukan pada Nadhim.
Nadhim disebut gagal karena sempat menyatakan bahwa dirinya tunduk secara penuh pada penyelidikan Badan Bea Cukai dan Pendapatan (HMRC), yakni sebuah institusi pemungutan pajak Inggris, sebagaimana dikutip dari United Press International.
Rupanya, pelanggaran tersebut sudah terjadi saat Nadhim diangkat menjadi menteri keuangan oleh oleh mantan Perdana Menteri Boris Johnson.
Penyelidikan HMRC membuktikan Nadhim bersalah dan dirinya diwajibkan membayar kekurangan pajak serta denda senilai US$6,2 juta atau setara Rp92 miliar.
Baca Juga
Adanya masalah ini juga dinilai dapat membuat pandangan buruk terhadap pemerintahan Sunak, yang menjanjikan akan menghidupkan kembali ekonomi Inggris yang sedang lesu serta upayanya untuk membalikkan kekalahan posisi dari Partai Buruh dua tahun sebelum pemilihan umum.
Selain itu, situasi ini juga bisa dimanfaatkan pemimpin Partai Buruh Keir Starmer, yang partainya saat ini memimpin jauh di atas Partai Konservatif, untuk menuduh Sunak sangat lemah dan menarik hubungan antara urusan pajak ketua partai dengan istri Sunak, Akshata Murty, yang telah menikmati fasilitas individu non domisili di Inggris.