Bisnis.com, JAKARTA – Sekretaris Jenderal Partai Amanat Nasional (PAN) Eddy Soeparno mengatakan bukan tak mungkin Partai Persatuan Pembangunan (PPP) bergabung dengan koalisi antara Gerindra-Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Sebagai informasi, saat ini PPP tergabung dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) bersama PAN dan Partai Golkar. Meski begitu, PPP diisukan akan bergabung dengan koalisi Gerindra-PKB.
Eddy pun menjelaskan, hal tersebut bisa saja terjadi sebab tak ada yang pasti dalam sebuah koalisi antar parpol. Menurutnya, koalisi terbentuk hanya berdasarkan kesepakatan lisan bukan hitam di atas putih.
“Yang namanya koalisi itu hasil musyawarah mufakat, kemufakatan. Tidak ada sesuatu yang ditandatangani hitam di atas putih, yang ada dendanya, yang ada sanksi hukumnya kalau memang tidak ditepati. Jadi apa pun bisa terjadi,” jelas Eddy saat dijumpai di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Senin (23/1/2023).
Apalagi, lanjutnya, dalam politik tak ada yang tak mungkin. Dia mencontohkan, dalam Pilpres 2019 lalu, ada satu tokoh yang diprediksi akan menjadi calon wakil presiden Joko Widodo (Jokowi). Ternyata, pada detik-detik akhir, sosok itu berubah.
Oleh sebab itu, dalam koalisi juga sama. Eddy mengingatkan, pembentukan koalisi masih panjang yaitu hingga pendaftaran calon presiden (capres) dan cawapres pada Oktober 2023.
Baca Juga
“Itu [PPP gabung koalisi Gerindra-PKB] bisa terjadi apalagi untuk hal yang masih ada waktunya cukup,” ujar wakil ketua Komisi VII DPR itu.
Di sisi lain, Eddy mengaku bahwa saat ini koalisi KIB masih solid. Komunikasi antara PAN, PPP, dan Golkar terus berjalan hingga sekarang.
“Sangat solid, para ketua umumnya berbicara secara sangat teratur. Kita di tim kerja juga berbicara secara sangat teratur,” ungkapnya.
Diberitakan sebelumnya, Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Sandiaga Uno menyampaikan bahwa kemungkinan ada partai lain akan ikut bergabung dalam koalisi Gerindra dan PKB. Adapun, salah satu partai yang berpotensi berlabuh di koalisi tersebut adalah PPP.
“Bergabungnya partai lain tidak menutup kemungkinan karena semua ke sini kan jadi politik, sebagaimana diketahui juga politik itu selalu last minute,” jelas Sandi di Kantor Sekber Gerindra-PKB, Jakarta, Senin (23/1/2023).