Bisnis.com, JAKARTA - Amerika Serikat (AS) menyarankan Ukraina untuk tidak melancarkan serangan besar sampai Kyiv menerima pasokan senjata dan mendapat pelatihan militer.
Selain itu, AS menekankan bahwa pihaknya tidak berencana untuk mengirim tank Abrams ke Ukraina pada saat ini, karena mahal dan sulit dirawat.
"Amerika Serikat berpegang teguh pada keputusannya untuk tidak memberikan tank Abrams ke Ukraina saat ini, di tengah kontroversi dengan Jerman mengenai tank," kata pejabat senior administrasi Presiden AS, Jumat (20/1/2023).
Sementara itu, menurut Pentagon, sejak dimulainya operasi militer khusus Rusia di Ukraina, AS telah mengalokasikan lebih dari $24,2 miliar bantuan militer ke Kyiv.
Pada 6 Januari lalu, Washington mengumumkan akan mengalokasikan paket bantuan militer lain kepada Kyiv senilai lebih dari $3 miliar.
Secara khusus, paket tersebut akan mencakup kendaraan tempur Bradley dan howitzer self-propelled, seperti dilansir dari TASS, Sabtu (21/1).
Baca Juga
Sebelumnya, Jerman mengumumkan akan mentransfer kendaraan tempur infanteri Marder ke Ukraina, sementara Prancis akan mengirim tank beroda AMX-10RC.
Surat kabar Suddeutsche Zeitung Jerman mengatakan pada Rabu (18/1), bahwa Kanselir negara itu, Olaf Scholz, telah mengatakan dalam panggilan telepon dengan Biden bahwa Berlin akan setuju untuk mengesahkan pasokan tank Leopard-2 ke Kiyv hanya jika Washington mengirim tank Abrams ke Ukraina.
Sedangkan, pada Jumat (20/1) perwakilan dari Kabinet Menteri Jerman membantah informasi tersebut dan mencatat bahwa pemerintah tidak memiliki informasi tentang permintaan resmi untuk mengekspor kembali tank Jerman ke Ukraina.