Bisnis.com, SOLO - Erick Thohir secara resmi mendafatarkan diri sebagai calon Ketua Umum (Ketum) PSSI periode 2023-2027 pada Minggu (15/1/2023).
Pencalonannya itu pun sudah mendapat ridho dari Presiden Joko Widodo. Saat mendatangi GBK Arena untuk penyerahan berkas, ia turut didampingi sejumlah tokoh penting.
Erick datang ke Kantor PSSI bersama Direktur Persib Bandung Teddy Tjahjono dan Exco PSSI Hasani Abdulgani. Ada juga Raffi Ahmad, Atta Halilintar, Baim Wong, hingga Kaesang Pangarep.
Adapun sepak terjang Menteri BUMN ini di dunia bola tak boleh diremehkan. Dirinya sudah lama berkecimpung menangani klub lokal hingga internasional.
Erick mulanya terjun ke dunia bola basket, sebelum melirik sepak bola. Ia didapuk menjadi ketua umum Pengurus Pusat Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia (PP Perbasi) periode 2006-2010.
Ia kemudian melebarkan sayapnya menjadi Wakil Komisaris PT Persib Bandung Bermartabat (PBB) pada 2011.
Baca Juga
Satu tahun kemudian, Erick menjadi pemegang saham di klub MLS Amerika Serikat, DC United. Tak lama, ia kembali membeli saham mayoritas sebesar 70 persen klub Liga Italia Inter Milan pada September 2013.
Hingga akhirnya Erick ditunjuk sebagai Presiden Klub Inter Milan. Dua tahun berselang, Erick mulai melego dua klub tersebut dan beralih mengakuisisi klub Inggris Oxford United bersama Anindya Bakrie.
Di sepak bola Indonesia, Erick sukses menjadi operator Piala Presiden 2015 melalui Sports Group Mahaka.
Baru-baru ini, dirinya juga turun gunung untuk berbagi kepemilikan saham Persis Solo bersama dengan Kaesang Pangarep.
Erick Thohir siap bersihkan Sepak Bola Indonesia
Setelah resmi mendaftar menjadi calon Ketum PSSI, Erick berharap adanya pelaksanaan sepak bola yang bersih.
"Kita harus pastikan ke depan jangan ada tangan tangan kotor di sepak bola Indonesia karena kita harus perbaiki ini," ujar Erick Thohir di GBK Arena, Jakarta, Minggu (15/1).
Ia pun menyinggung beberapa teori perbaikan sepak bola Indonesia yang berakhir sia-sia. Untuk itu ia menekankan bahwa yang harus dilakukan adalah memiliki nyali untuk terjun memperbaiki.
"Sudah banyak teori dalam perbaikan sepak bola Indonesia. Betul enggak? Banyak teori, banyak konsep. Sebenarnya yang perlu dilakukan adalah kita bernyali untuk sepak bola yang bersih dan berprestasi. Itu yang terpenting," lanjutnya.