Bisnis.com, JAKARTA – Rencana deklarasi 'koalisi perubahan' antara Partai Demokrat, Nasional Demokrat (NasDem) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tampaknya masih terhadang karena tarik ulur terkait sosok calon wakil presiden (cawapres) pendamping Anies Baswedan.
Ketiga partai koalisi tersebut belum sepakat. Partai Demokrat mendorong Ketua Umumnya, Agus Harimurti Yudhoyono untuk mendampingi Anies Baswedan.
Sementara, PKS telah menawarkan sosok Ahmad Heryawan sebagai pendamping Anies Baswedan.
AHY saat memberikan keterangan resminya memaparkan bahwa terkait apakah sosok Cawapres itu dirinya atau bukan, putra sulung Susilo Bambang Yudhoyono itu mengatakan ketiga parpol akan terus membicarakannya.
Mereka, lanjutnya, tak akan memaksakan kehendak masing-masing namun akan memilih secara objektif.
“Kita hari ini terus mencari pasangan yang terbaik kans kemenangannya. Tidak boleh berdasarkan like or dislike, enggak boleh asal suka atau tidak suka. Preferensi itu sangat subjektif,” jelas AHY saat menemui awak media di Kantor DPP Demokrat, Jakarta, Kamis (12/1/2022).
Dia mengingatkan, politik penuh dengan misteri dan kejutan.
Oleh sebab itu, Demokrat akan terus berusaha untuk mencapai kata sepakat dengan NasDem dan PKS terkait nama cawapres.
AHY memberi kode, pasangan capres dan cawapres Koalisi Perubahan nantinya akan mempresentasikan perubahan dan perbaikan.
“Pasangan yang nanti bisa dihadirkan oleh koalisi perubahan ini adalah pasangan yang merepresentasi, saya ulangi pasangan yang benar-benar merepresentasi gerakan perubahan dan perbaikan, dan harus bisa membawa kans kemenangan yang paling besar, itu yang menjadi konsensus,” ujarnya