Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kyiv Minta Rudal Jarak Jauh dan Tank Agar Menang Lawan Rusia

Ukraina mengatakan akan memenangkan perang melawan Rusia jika mendapat lebih banyak rudal jarak jauh dan tank.
Mykhailo Podolyak, Penasihat Politik Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky./Antara
Mykhailo Podolyak, Penasihat Politik Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky./Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Penasihat Presiden Ukraina Mykhaylo Podolyak mengklaim pihaknya akan dapat memenangkan perang lawan Rusia pada tahun 2023, jika menerima lebih banyak senjata dari negara Barat, terutama rudal jarak jauh dan tank berat.

Podolyak mengatakan perang akan berlangsung "selama beberapa dekade", jika negara-negara Barat tak memenuhi permintaan itu.

Dilansir dari channelnewsasia.com pada Kamis (12/1/2023), Amerika Serikat (AS) telah memasok Ukraina dengan sistem rudal dengan jangkauan sekitar 80 km pada tahun lalu.

Rudal ini dinilai telah membalikkan keadaan perang dan menguntungkan Ukraina dari Rusia di beberapa bidang.

Ukraina baru-baru ini juga menerima sistem rudal serupa dari Prancis. Meski begitu, itu juga memberi tekanan pada AS agar mengirimkan rudal ATACMS yang memiliki jangkauan sekitar 300 km.

Rudal ATACMS AS akan memungkinkan pasukan Ukraina untuk menargetkan depot senjata Rusia, di dalam wilayah Ukraina yang dikendalikan Rusia. Saat ini, tempat itu berada di luar jangkauan senjata milik Kyiv.

Podolyak mengatakan, dengan sistem rudal itu Ukraina dapat "menghancurkan semua infrastruktur militer Rusia di wilayah pendudukan, termasuk di Donbas," Ukraina timur dan di Krimea, semenanjung Laut Hitam yang dianeksasi oleh Moskow pada 2014.

Dia menambahkan, Ukraina juga membutuhkan kendaraan lapis baja, khususnya tank berat, seperti artileri dan German Leopards.

“Prancis sudah mengirimkan tank ringan kepada kami. Itu sangat bagus. Tapi kami masih ingin mendapatkan 250 hingga 300 hingga 350 tank berat,” ungkap Podolyak.

Di sisi lain, AS ragu-ragu untuk menawarkan kapasitas rudal jarak jauh ke Ukraina, karena takut akan menimbulkan eskalasi.

"Kami tidak akan menyerang Rusia. Kami mengobarkan perang defensif secara eksklusif," ujar penasihat senior AS yang tak disebutkan namanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper