Bisnis.com, JAKARTA – Mantan Presiden Brasil Jair Bolsonaro yang juga pemimpin sayap kanan menolak mengakui kekalahannya pada Pemilu Brasil 2022. Bolsonaro kemudian memboikot pelantikan penggantinya.
Pendukung Bolsonaro bahkan telah melakukan penyerangan ke Istana Kepresidenan Brasil pada Senin (9/1/2023).
Seperti dalam banyak aspek politik, Brasil seakan mencontoh kericuhan yang terjadi di Capitol, Amerika Serikat (AS) usai Donald Trump tak lagi terpilih menjadi presiden AS pada tahun 2020.
Saat berkuasa, Bolsonaro memang kerap kali menunjukkan bahwa dirinya meniru gaya berpolitik Trump dan bahkan menerima julukan "Trump of the Tropics".
Usai pemilihan dilakukan, Bolsonaro kembali meniru tingkah laku Trump sesaat setelah kekalahannya dari Presiden AS saat ini, Joe Biden.
Bolsonaro menirtu Trump yang menolak untuk menyerah atas kekalahannya dan malah menyebarkan desas-desus palsu tentang kecurangan pemilu.
Baca Juga
Bolsonaro juga menolak untuk menghadiri pengukuhan penantangnya, yaitu Presiden Luiz Ignacio Lula da Silva.
AS dan Brasil memang menjadi negara yang memiliki kedatakan. Mereka dikenal karena berbagi konstitusi federal yang serupa.
Seperti di Amerika Serikat, Brasil juga memiliki Mahkamah Agung, Senat dan DPR, kepresidenan yang kuat, gubernur negara bagian, dan ibu kota federal yang terpisah dan agak sepi.
Sebelumnya, pendukung Balsonaro melakukan penyerangan ke Istana Kepresidenan Brasil. Banyak dari mereka yang kemudian menghancurkan furnitur di bagian dalam badan legislatif itu.
Hingga saat ini, setidaknya 1.500 orang diringkus oleh pasukan keamanan Brasil. Pasukan tersebut juga telah membersihkan kamp-kamp protes yang didirikan oleh para pendukung Bolsonaro.