Bisnis.com, JAKARTA - Ketua gerakan "Kita Bersama Rusia", Vladimir Rogov, mengatakan bahwa beberapa ledakan terdengar di Kota Zaporozhye yang dikuasai Kyiv, Ukraina, pada Sabtu, (7/1/2023) malam.
Rogov mengatakan bahwa setidaknya terdengar empat ledakan dan alarm serangan udara berbunyi setelah ledakan pertama.
"Kebisingan di Zaporozhye! Dari pukul 23:00 (waktu yang sama dengan Moskow), ledakan telah terdengar di pusat regional yang sementara diduduki oleh rezim Zelensky," tulis Vladimir Rogov di Telegram.
Kantor berita di Ukraina, Zerkalo Nedeli, juga telah melaporkan bahwa terjadi ledakan di Zaporozhye melalui saluran Telegram, dilansir dari TASS, Minggu (8/1/2023).
Pada Kamis (5/1/2023), Presiden Rusia, Vladimir Putin, menginstruksikan untuk mendeklarasikan gencatan senjata di sepanjang garis pertempuran di zona operasi militer khusus dari pukul 12:00 pada 6 Januari hingga 24:00 pada 7 Januari.
Sementara itu, Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoigu juga telah mengeluarkan perintah yang relevan atas terjadinya serangan itu.
Baca Juga
Akan tetapi, otoritas Ukraina bereaksi negatif terhadap gagasan gencatan senjata pada Natal Ortodoks.
Mantan duta besar Republik Rakyat Lugansk (LPR) untuk Moskow Rodion Miroshnik menuduh Rusia melanggar gencatan senjata.
Adapun rezim Kyiv kemungkinan akan mengumumkan peringatan serangan udara dan melakukan provokasi lainnya.
Sebelumnya, pada awal tahun 2023, Gubernur Kyiv Oleksiy Kuleba mengatakan suara ledakan keras terjadi di daerah dan ibu kota usai serangan drone Rusia.
"Suaranya keras di daerah dan di ibu kota, serangan drone malam hari," kata Kuleba, seperti dilansir dari CNA, Senin (2/1/2023).
Lebih lanjut, ia juga mengatakan bahwa Rusia telah meluncurkan beberapa gelombang drone dan menargetkan infrastruktur penting.
"Rusia meluncurkan beberapa gelombang drone Shahed. Menargetkan fasilitas infrastruktur penting. Pertahanan udara sedang bekerja," lanjutnya.
Wali Kota Kyiv Vitali Klitschko mengatakan serangan itu telah mematikan sebagian listrik dan pemanas di Ukraina.