Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Petinggi Rusia: Ukraina Tega Korbankan Rakyat demi "Berbakti" pada NATO

Mantan duta besar Republik Rakyat Lugansk (LPR) untuk Moskow, Rodion Miroshnik mengatakan bahwa Ukraina membayar dengan darah di bawah kontrak dengan NATO.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky/ Times of Israel
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky/ Times of Israel

Bisnis.com, JAKARTA - Kontrak yang ditandatangani Ukraina dengan NATO disebut akan dibayar dengan darah manusia tak bersalah.

Pemerintah Ukraina disebut telah dengan tega mengorbankan rakyat demi berbakti kepada NATO.

Pernyataan tersebut muncul dari mantan duta besar Republik Rakyat Lugansk (LPR) untuk Moskow, Rodion Miroshnik, pada Sabtu (7/1/2023).

Bukan serta merta, komentar ini disampaikan Miroshnik setelah mendengar pernyataan Menteri Pertahanan Ukraina, Alexey Reznikov.

Reznikov sebelumnya mengatakan jika Ukraina telah banyak menumpahkan darah pada misi yang digagas NATO.

"Apakah ada orang Ukraina yang belum menyadari bahwa mereka adalah sumber untuk kontrak antara rezim boneka Ukraina dan NATO, mereka memasok senjata dan Ukraina membayarnya dengan darah Anda," tulisnya di saluran Telegram.

Sebelumnya, dalam wawancara Menteri Pertahanan Ukraina, Alexey Reznikov mengatakan bahwa Ukraina telah banyak menumpahkan darah warga mereka saat memenuhi misi NATO dan aliansi harus memasoknya dengan senjata. 

Selain Rodion Miroshnik, Ketua Komite Duma Negara Rusia untuk Urusan Luar Negeri, Leonid Slutsky, juga memberi komentar atas pernyataan Reznikov, seperti dikutip dari TASS, Minggu (8/1/2023).

Slutsky mengatakan bahwa pejabat Ukraina telah mengakui bahwa mereka menempatkan kepentingan NATO di atas kepentingan rakyatnya sendiri.

Seperti diketahui, Rusia dengan Ukraina terjadi ketegangan sejak 24 Februari 2022, invasi dilakukan dengan peluncuran rentetan rudal ke Ukraina.

Dan NATO digadang-gadang menjadi penyebab munculnya konflik dua negara yang sebelumnya bersaudara ini.

Adapun Zelensky dengan tegas mengatakan bahwa Ukraina harus menggagalkan skenario Rusia yang masif dan ofensif.

“Kita harus menggagalkan skenario Rusia ini. Kita sedang mempersiapkan ini. Para teroris harus kalah. Setiap upaya ofensif baru mereka harus gagal,” lanjutnya.

Pertempuran Rusia dengan Ukraina telah berjalan selama hampir 10 bulan, dan belum menunjukkan titik terang untuk perdamaian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Erta Darwati
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper