Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah partai politik (parpol) sudah banyak bermanuver untuk menghadapi Pemilu 2024. Mereka pun mulai merebut hati masyarakat untuk menaikkan elektabilitasnya. Lalu, bagaimana elektabilitas parpol-parpol sepanjang 2022?
Berbagai lembaga survei sendiri mulai banyak mengkaji elektabilitas para parpol selama tahun ini. SMRC alias Saiful Mujani Research and Consulting misalnya, yang menggelar setidaknya lima kali survei nasional.
Terkait elektabilitas parpol, PDI Perjuangan (PDIP) selalu berada di puncak, seperti pada survei Maret (27,6 persen), Agustus (24,8 persen), Oktober (24 persen), November (25,6 persen), dan Desember (24,1 persen).
Artinya, PDIP selalu meraih angka ambang atas pencalonan presiden dan wakil presiden alias presidential threshold sebesar 20 persen.
Di bawah mereka ada Gerindra dan Golkar yang berebut peringkat dua. Golkar mengungguli Gerindra pada Maret (11,6 persen berbanding 9,3 persen), November (9,7 persen berbanding 9 persen), dan Desember (9,4 persen berbanding 8,9 persen).
Sementara itu, Gerindra mengungguli Golkar pada Agustus (11 persen berbanding 9,1 persen) dan Oktober (13,4 persen berbanding 8,5 persen).
Baca Juga
Hasil tak jauh berbeda juga ditunjukkan temuan Indikator Politik Indonesia, PDIP juga selalu unggul pada survei Februari (26,8 persen), April (23,7 persen), Juni (24,5 persen), Agustus (26,6 persen), September (26 persen), dan November (23,5 persen).
Gerindra dan Golkar juga saling menyalip untuk berebut posisi kedua. Gerindra mengungguli Golkar pada Februari (13 persen berbanding 12,5 persen), Arpil (11,4 persen berbanding 10,9 persen), Juni ( 10,9 persen berbanding dengan 10,1 persen), Agustus (11,9 persen berbanding dengan 9,9 persen, dan November (11 persen berbanding 10,5 persen).
Sementara itu, Golkar hanya mengungguli Gerindra pada Agustus (11,7 persen berbanding 9,9 persen).
Temuan sedikit berbeda ditunjukkan survei Poltracking Indonesia. Parpol dengan elektabilitas tertinggi sendiri masih dipegang PDIP yang selalu unggul pada survei Mei (21,3 persen), Agustus (20,4 persen), dan November (23,2 persen).
Bedanya, Gerindra selalu meraih posisi kedua pada Mei (10,6 persen), Agustus (10,5 persen), dan November (11,1 persen). Sementara Golkar selalu ada di peringkat tiga pada Mei (9,9 persen), Agustus (9,5 persen), dan November (9,3 persen).