Bisnis.com, JAKARTA – Paus Fransiskus menyampaikan pesan dan doa khusus kepada para korban perang Rusia-Ukraina dalam Misa Malam Natal di Basilika Santo Petrus, Minggu (25/12/2022).
Seperti dikutip dari Bloomberg, Paus Fransiskus memohon dan berdoa agar pertempuran antara Rusia dan Ukraina segera berakhir. Dia bahkan menyebutkan konflik kedua negara tersebut sebagai pertempuran yang tidak masuk akal.
“Mari kita juga melihat wajah saudara dan saudari kita di Ukraina, yang mengalami Natal ini dalam kegelapan dan dingin, jauh dari rumah mereka karena kehancuran akibat perang selama 10 bulan,” kata Paus.
Permohonan dan doa tersebut disampaikannya saat memimpin Misa Natal yang dihadiri oleh sekitar 7.000 umat Katolik. Misa Natal dalam jumlah umat yang banyak tersebut pertama kali dilakukan setelah dalam beberapa tahun terakhir hanya dapat dihadiri secara terbatas lantaran pandemi Covid-19.
Sementara itu, seperti dikutip dari Tempo.co, Paus Fransiskus menghadiri misa tersebut dalam kondisi yang kurang sehat lantaran mengidap penyakit lutut. Hal itu membuatnya tidak dapat berdiri dalam waktu yang lama.
Dia dibantu oleh seorang cardinal untuk menjadi konselebran utama di Misa Natal kali ini.
Baca Juga
Dalam homilinya Paus Fransiskus membawanya dengan tema keserakahan dan konsumerisme pada berbagai tingkatan.
Dia pun mengingatkan umat Katolik di dunia untuk memaknai kembali Natal kali ini dalam kesederhanaan dan mengingat kembali bahwa terdapat banyak orang yang harus menderita akibat kemiskinan dan menjadi korban perang.
“Pria dan wanita di dunia kita, dalam kelaparan mereka akan kekayaan dan kekuasaan, bahkan memakan tetangga mereka, saudara laki-laki dan perempuan mereka. Berapa banyak perang yang telah kita saksikan! Dan di berapa banyak tempat, bahkan hari ini, martabat dan kebebasan manusia diperlakukan dengan hina!" katanya.
Adapun, Paus Fransiskus sempat menyatakan keinginannya untuk mengunjungi Rusia dalam rangka misi damai.
Pada Juli 2022 lalu, Paus Fransiskus ingin pergi ke Moscow, Rusia terlebih dahulu sebelum ke Ukraina.
Sayangnya, Rusia telah menolak rencana kedatangan Paus Fransiskus dengan alasan waktu yang sedang tak tepat. Meskipun demikian, Paus tetap bersikeras dan berharap pihak Rusia memberinya kesempatan membuka sedikit jendela untuk perdamaian.
Namun hingga kini, keinginan Paus Fransiskus tak kunjung terwujud. Rusia tampak masih menutup diri dari kehadiran orang nomor satu bagi umat Katolik tersebut.