Bisnis.com, JAKARTA - Seorang pejabat senior militer Amerika Serikat (AS) mengatakan bahwa Rusia beralih menggunakan amunisi berusia puluhan tahun untuk melakukan invasi yang telah berlangsung hampir 10 bulan ke Ukraina.
Dilansir dari Channel News Asia pada Selasa (13/12/2022), pejabat tersebut mengatakan bahwa Rusia telah mengambil persediaan amunisi yang sudah tua, beberapa di antaranya diproduksi sejak 40 tahun lalu.
“Mereka telah mengambil dari persediaan amunisi (Rusia) yang sudah tua, yang menunjukkan bahwa mereka bersedia menggunakan amunisi yang lebih tua, beberapa di antaranya awalnya diproduksi lebih dari 40 tahun yang lalu,” kata pejabat itu.
Adapun AS menuduh Rusia telah beralih ke Iran dan Korea Utara untuk mendapatkan lebih banyak senjata, karena sedang menghabiskan pasokan amunisi regulernya.
Pejabat senior militer AS menilai bahwa Rusia akan menghabiskan stok amunisinya hingga awal 2023 jika tidak menggunakan pemasok asing, seperti dilansir dari CNA, Selasa (13/12/2022).
“Kami menilai bahwa pada tingkat tembakan yang digunakan Rusia adalah artileri dan amunisi roketnya dalam hal apa yang kami sebut artileri dan amunisi roket yang dapat digunakan sepenuhnya. Mereka mungkin dapat melakukannya hingga awal 2023,” kata pejabat itu.
Baca Juga
Pejabat AS dan Ukraina mengatakan bahwa Iran telah memasok drone ke Rusia yang digunakan untuk menyerang Ukraina.
Utusan Inggris untuk PBB, Barbara Woodward, pada Jumat (9/12/2022) mengatakan bahwa Moskow juga berusaha untuk mendapatkan ratusan rudal balistik dari Iran dan menawarkan kepada Teheran.
Adapun hal itu menjadi tingkat dukungan militer dan teknis yang belum pernah terjadi sebelumnya sebagai imbalan.
"Inggris hampir yakin bahwa Rusia sedang mencari sumber persenjataan dari Korea Utara dan negara-negara lain yang terkena sanksi berat, karena persediaan mereka sendiri semakin berkurang," kata Woodward.
Pada bulan lalu, Iran mengakui telah memasok drone ke Moskow, tetapi drone itu dikirim sebelum perang di Ukraina.
Rusia membantah pasukannya menggunakan pesawat tak berawak (drone) Iran untuk menyerang Ukraina dan membantah Korea Utara memasok senjata ke negaranya.