Bisnis.com, JAKARTA - Jenderal tertinggi Amerika Serikat (AS) memperkirakan pada Rabu (9/11/2022) bahwa militer Rusia telah menyaksikan lebih dari 100.000 tentaranya tewas dan terluka di Ukraina.
Di sisi lain, hal yang sama terjadi pada angkatan bersenjata Kyiv dengan tingkat korban yang sama dalam perang tersebut.
Adapun Ukraina dan Rusia menghadapi potensi jeda musim dingin dalam pertempuran. Menurut para ahli hal ini menjadi peluang untuk negosiasi.
Pada Rabu (9/11/2022) Rusia mengumumkan bahwa pasukan militernya menarik diri dari tepi barat Sungai Dnipro dekat Kota Kherson, Ukraina selatan.
Beberapa ahli mengatakan bahwa kemunduran terbaru Moskow dapat memungkinkan Ukraina bernegosiasi terkait perang antar kedua negara itu.
Sementara itu, yang lain berpendapat bahwa Rusia mungkin menggunakan negosiasi untuk mengulur waktu demi mengatur ulang dan memperbaiki pasukannya untuk serangan pada musim semi yang akan datang.
Baca Juga
Ketua Kepala Staf Gabungan AS, Mark Milley mengatakan bahwa Rusia menarik pasukannya dari Kherson, tetapi itu bisa memakan waktu untuk menyelesaikannya.
“Tidak akan memakan waktu satu atau dua hari, ini akan memakan waktu berhari-hari dan bahkan mungkin berminggu-minggu untuk menarik pasukan itu ke selatan sungai itu,” kata Milley.
Milley memperkirakan bahwa Rusia mungkin memiliki 20.000 hingga 30.000 tentara di utara Sungai Dnipro, seperti dilansir dari Channel News Asia, Kamis (10/11/2022).
AS dan sekutu NATO telah berhenti untuk ikut campur langsung dengan Ukraina, tetapi mempersenjatai, menasihati dan memungkinkan militernya untuk mempertahankan Kyiv melawan tentara Rusia.
Milley mengatakan konflik sejauh ini telah mengubah 15 juta menjadi 30 juta orang Ukraina yang mengungsi, dan menewaskan mungkin 40.000 warga sipil Ukraina.
"Ada lebih dari 100.000 tentara Rusia tewas dan terluka. Hal yang sama mungkin terjadi di pihak Ukraina. Banyak penderitaan manusia," kata Milley.
Sementara itu, para pejabat AS menegaskan bahwa Moskow tidak akan dapat mencapai tujuannya di Ukraina.
Pihak AS juga mempertanyakan seberapa lama Rusia akan dapat mempertahankan invasi ke Ukraina.