Bisnis.com, JAKARTA - Rusia memerintahkan pasukannya untuk mundur dari kota Kherson di Ukraina selatan, pada Rabu (9/11/2022).
Pasukan Rusia mundur dari Kherson setelah serangan balasan Ukraina, dan menjanjikan akan adanya serangan lebih lanjut.
Menteri Pertahanan (Menhan) Rusia, Sergei Shoigu memerintah saat bertemu dengan komandan Rusia, Sergei Surovikin di Ukraina. "Mulai tarik pasukan," kata Menhan Rusia, Sergei Shoigu, seperti dilansir dari CNA, Kamis (10/11/2022).
Mundurnya pasukan Rusia dari Kherson menjadi sebuah keputusan sulit, pasalnya telah mendirikan pertahanan di tepi timur Sungai Dnipro.
Kota Kherson merupakan pusat kota pertama yang direbut oleh Rusia selama "operasi militer khusus" dan satu-satunya ibu kota regional yang dikendalikan oleh pasukan Moskow sejak serangan (24/2/2022) lalu.
Pasukan Ukraina selama beberapa pekan terakhir telah berupaya merebut desa-desa dalam perjalanan ke kota dekat Laut Hitam.
Selain itu, para pemimpin yang ditempatkan Kremlin di Kherson telah memaksa warga sipil meninggalkan wilayah itu.
Tanggapan Pihak Ukraina
Juru bicara (jubir) komando tentara selatan Ukraina Natalia Gumeniuk mengatakan bahwa pihak Rusia hanya mencari jalan keluar karena situasi yang sulit.
"Mereka hanya mencari jalan keluar dari situasi yang sulit, fakta bahwa mereka dengan sengaja mengumumkan bahwa mereka pindah ke tepi kiri tidak mengejutkan siapa pun," kata Gumeniuk.
Meski begitu, ia meyakini bahwa pertempuran Rusia dan Ukraina di Kherson tampaknya belum akan berakhir.
"Tapi kami mengerti bahwa kami masih harus berjuang," lanjut Gumeniuk.
Akan tetapi, penasihat presiden Ukraina, Mykhaylo Podolyak menyatakan bahwa beberapa tentara Rusia masih tetap berada di kota Kherson.
"Kami tidak melihat tanda-tanda bahwa Rusia meninggalkan Kherson tanpa perlawanan," kata Podolyak di Twitter.
Seorang pemodal, Andriy Orikhovskyi (46) mengatakan di Kyiv bahwa Rusia sedang memainkan sesuatu, dan jangan pernah mempercayai mereka.
"Kepemimpinan Rusia memainkan sesuatu, anda tidak boleh mempercayai mereka, saya pikir mereka merencanakan sesuatu. Kami harus menunggu kabar dari sumber resmi kami," kata Orikhovskyi.
Selain itu, salah seorang warga, Sergiy Filonchuk (48) juga mengiyakan pendapat Orikhovskyi tersebut.
"Bukan tanpa alasan mereka mengumpulkan 40.000 tentara di sana. Saya pikir mereka sedang mempersiapkan sesuatu untuk tentara Ukraina. Mungkin semacam jebakan. Saya pikir mereka tidak akan menyerah," kata Filonchuk.
Sementara itu, Kepala kelompok media pemerintah Rusia, Margarita Simonyan, mengatakan bahwa mundur itu diperlukan agar tidak membiarkan pasukan Rusia terekspos di tepi barat Sungai Dnipro.