Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr melakukan inspeksi udara ke provinsi selatan negaranya yang dilanda tanah longsor dipicu Badai Tropis Nalgae pada Selasa (1/11/2022).
Badan Bencana Filipina mengungkap bahwa Badai Tropis Nalgae telah menewaskan hingga 110 orang dengan lebih dari 100 orang terluka dan 33 lainnya masih hilang akibat banjir yang meluas dan tanah longsor.
Berdasarkan data Pemerintah Filipina, Badai Tropis Nalgae juga telah merusak barang pertanian senilai US$22 juta dan infrastruktur senilai US$13 juta.
Badai Tropis Nalgae menjadi badai yang paling merusak kedua yang melanda Filipina sepanjang tahun ini, setelah Badai Tropis Megi yang menewaskan 214 orang pada April lalu.
Adapun Presiden Marcos pada Selasa (1/11/2022) telah memerintahkan para pejabatnya untuk mendistribusikan paket bantuan lebih cepat kepada para korban.
Dia juga menyerukan melakukan persiapan yang lebih baik menjelang empat badai tropis yang diperkirakan oleh badan cuaca akan datang sebelum akhir tahun ini.
Baca Juga
"Ketika kami melakukan inspeksi udara, saya melihat bahwa tanah longsor terjadi di pegunungan gundul dan itulah masalahnya," kata Marcos dilansir dari Channel News Asia pada Selasa (1/11/2022).
Sebagian besar korban akibat Badai Tropis Nalgae, yaitu topan ke-14 yang melanda negara pada tahun ini, berada di wilayah otonomi selatan Bangsamoro karena tanah longsor yang disebabkan oleh hujan di daerah-daerah yang gundul.
Diketahui, bahwa Filipina merupakan negara kepulauan dengan lebih dari 7.600 pulau, dan mengalami rata-rata 20 topan per tahun. Di Filipina sering terjadi tanah longsor dan banjir akibat meningkatnya intensitas siklon tropis karena perubahan iklim.