Bisnis.com, JAKARTA – Suella Braverman di masa kepemimpinan Liz Truss mengundurkan diri sebagai Menteri Dalam Negeri. Namun setelah Rishi Sunak menjabat sebagai PM Inggris, Braverman diangkat kembali.
Suella Braverman kembali menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri Inggris, usai Rishi Sunak terpilih menjadi PM Inggris yang baru. Sebelumnya, Braverman diungkap telah mengundurkan diri pada masa kepemimpinan Truss karena pelanggaran keamanan yang serius.
Braverman mengundurkan diri dari jabatannya dengan alasan telah melanggar kode etik dengan mengirim dokumen resmi negara yang dianggap sensitif dari email pribadinya. Adapun kini kembalinya Braverman sebagai Menteri Dalam Negeri Inggris memicu protes dari anggota parlemen.
Pengangkatan Braverman kembali menjadi Menteri Dalam Negeri Inggris terjadi pada Selasa (25/10/2022) beberapa jam usai Rishi Sunak dilantik sebagai PM Inggris yang baru.
Adapun pengangkatan Braverman ini memicu pertanyaaan terkait tepat atau tidaknya kebijakan tersebut, mengingat pelanggaran etik Braverman belum diperiksa oleh penasihat etika.
Mantan Ketua komite standar dalam kehidupan publik, Alistair Graham memberikan saran terkait kasus Braverman yang telah melanggar kode etik sebagai menteri tersebut, seperti dilansir dari the guardian pada Rabu (26/10/2022).
Baca Juga
“Biasanya perdana menteri akan berkonsultasi dengan penasihat menteri untuk meminta nasihat. Pelanggaran kode menteri dipandang sebagai masalah serius dan akan membuat menteri mana pun menjadi penunjukan yang tidak tepat untuk salah satu dari empat posisi paling senior di pemerintahan,” kata Graham.
Menteri Dalam Negeri bayangan Inggris, Yvette Cooper, mengatakan bahwa Sunak telah menempatkan partai di dalam negaranya hanya beberapa jam setelah dilantik jadi PM Inggris.
“Dia baru saja menunjuk Suella Braverman menjadi sekretaris dalam negeri lagi seminggu setelah dia mengundurkan diri karena pelanggaran kode menteri, penyimpangan keamanan, mengirimkan informasi sensitif pemerintah melalui saluran pribadi yang tidak sah, dan setelah berminggu-minggu ketidaksepakatan publik tanpa henti dengan menteri kabinet lainnya,” kata Cooper.
Braverman mengakui pelanggaran kode etik Menteri. Downing Street telah berbagi proposal imigrasi dengan Menteri Dalam Negeri, yang kemudian dia coba kirimkan melalui email ke John Hayes, sesama anggota parlemen Partai Konservatif.
Akan tetapi, dia juga secara tidak sengaja mengirimkannya ke anggota parlemen Konservatif lainnya yang memiliki nama belakang Hayes.
Sumber-sumber pemerintah mengatakan bahwa draf yang dikirimnya itu dianggap sangat sensitive, karena terkait dengan aturan imigrasi, yang dapat berimplikasi besar pada prakiraan pertumbuhan sensitif pasar. Braverman disebut telah melanggar dua kode etik dengan emailnya tersebut.