Bisnis.com, JAKARTA - Perdana Menteri (PM) Inggris Liz Truss mengundurkan diri setelah enam minggu menjabat. Dia diangkat pada 6 September 2022, dua hari sebelum Ratu Elizabeth II meninggal dunia.
Truss sempat didesak untuk mundur setelah keputusannya untuk membatalkan kebijakan pemotongan pajak dinilai berpengaruh pada kehancuran pasar di tengah krisis ekonomi.
Melansir Guardian, Kamis (20/10/2022), pernyataan mundur dari posisi PM Inggris muncul setelah dirinya bertemu Graham Brady, Ketua 1922 Committee of backbench Tory MPs di Downing Street, diikuti oleh Wakil Perdana Menteri, Therese Coffey, dan Ketua Partai Konservatif, Jake Berry.
Truss menyebut, bahwa dirinya tidak dapat menyelesaikan mandat yang diberikan Partai Konservatif.
Awalnya, dia membawa visi untuk pajak yang rendah dan pertumbuhan ekonomi tinggi yang akan mengambil keuntungan dari kebebasan Brexit. Tekanan terus dihadapi Truss usai anggaran mini yang dia tetapkan dan “menghancurkan” nilai mata uang poundsterling.
Kebijakan itu berakibat mengguncang pasar keuangan dan menyebabkan Truss memecat menteri keuangannya dan sekutu politik terdekatnya kanselir Kwasi Kwarteng.
Baca Juga
Truss mengganti Kwasi Kwarteng dengan Jeremy Hunt, mantan menteri kabinet dari beberapa jabatan yang telah mencalonkan diri untuk kepemimpinan dua kali.
“Saya menempatkan kanselir baru dengan strategi baru untuk memulihkan stabilitas ekonomi,” kata Truss.
Keuangan Negara Kacau
Truss membuat keuangan negaranya kacau dengan kebijakan pemotongan pajak. Penghapusan pajak senilai US$ 48 miliar tanpa pengurangan belanja negara.
Downing Street juga berupaya membalikkan rencana kenaikan pajak perusahaan, dan kenaikan dalam kontribusi asuransi nasional.
Kebijakan tersebut menjadi penyebab utama warga Inggris yang kini berupaya bertahan hidup menghadapi krisis.
"Saya menyadari bahwa, mengingat situasinya, saya tidak dapat menyampaikan mandat di mana saya dipilih oleh Partai Konservatif. Oleh karena itu, saya telah berbicara dengan Yang Mulia Raja untuk memberitahukan kepadanya bahwa saya mengundurkan diri sebagai pemimpin partai Konservatif," kata Truss.
Dia mengatakan akan tetap menjabat sebagai perdana menteri selama penggantinya terpilih. Pemimpin selanjutnya akan tetap menjalankan rencana fiskal dan menjaga stabilitas ekonomi dan keamanan nasional Inggris.
Di sisi lain, partai-partai oposisi menyerukan pemilihan umum segera, mengatakan Konservatif tidak memiliki mandat untuk memerintah.
Dengan pengunduran diri itu, maka Truss hanya menjabat selama 45 hari setelah menggantikan Boris Johnson sebagai pemimpin Partai Konservatif.