Bisnis.com, JAKARTA - Anggota Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan menyerahkan contoh gas air mata dari polisi ke Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Anggota TGIPF Rhenald Kasali menuturkan bahwa sampel yang diberikan kepada BRIN berasal dari Brimob, Samapta dan Polres Malang.
"Hari ini kami sudah menyerahkan kepada BRIN sample gas air mata dr Brimob dan Samapta Polres Malang," katanya kepada Bisnis, Senin (10/10/2022).
Rhenald mengungkapkan laboratorium BRIN butuh waktu setidaknya tiga hari untuk mengetahui apakah gas air mata berbahaya sehingga menyebabkan kematian.
"Perlu waktu maksimal 3 hari untuk mengetahui Gas Air Mata yang berbahaya sehingga menyebabkan kematian," katanya.
Adapun, Pada Sabtu (1/10), terjadi kericuhan usai pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya dengan skor akhir 2-3 di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang.
Baca Juga
Kerusuhan semakin membesar, dimana sejumlah flare dilemparkan termasuk benda-benda lainnya. Petugas keamanan gabungan dari kepolisian dan TNI berusaha menghalau para suporter tersebut dan pada akhirnya menggunakan gas air mata.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Malang korban meninggal dunia akibat tragedi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur sebanyak 131 orang, sementara 440 orang mengalami luka ringan dan 29 orang luka berat.