Bisnis.com, JAKARTA – Lembaga Survei Indonesia (LSI) Denny JA memprediksi Ganjar Pranowo akan memenangkan Pilpres 2024 jika berpasangan dengan Airlangga Hartarto.
Sementara itu, Puan Maharani akan menjadi ketua umum (ketum) baru PDI Perjuangan (PDIP) menggantikan Megawati Soekarnoputri.
LSI Denny JA memperoleh kesimpulan tersebut setelah melakukan survei pada 11 hingga 20 September 2022 dengan jumlah sampel 1.200 responden. Sampel dipilih multistage random sampling. Survei dilengkapi dengan riset kualitatif.
Hasilnya, dari tiga simulasi Pilpres, pasangan Ganjar-Airlangga selalu unggul dari pasangan yang lain. Pada simulasi satu, diajukan sembilan pasangan capres-cawapres, Ganjar-Airlangga tampil unggul dengan perolehan 24,9 persen suara.
Pada simulasi kedua, diajukan tiga pasangan capres-cawapres. Ganjar-Airlangga mendapat 31,1 persen suara, Prabowo-Cak Imin memperoleh 29,6 persen suara, dan Anies-Puan memperoleh 14,1 persen suara. Sisanya, 25,2 persen responden memilih tak menjawab atau tak tahu.
Pada simulasi ketiga, kembali diajukan tiga pasangan capres-cawapres. Ganjar-Airlangga kembali unggul dengan 30 persen suara, Prabowo-Puan menyusul dengan 23,9 persen suara, dan Anies-AHY dengan 22,9 persen suara. Sisanya, 23,3 persen responden memilih tak menjawab atau tak tahu.
Baca Juga
Dari tiga simulasi tersebut, LSI Denny JA memprediksi, jika akhirnya Ganjar-Airlangga memang berpasangan dan memenang Pilpres 2024, Puan akan menggantikan Megawati Soekarnoputri dari jabatan ketum PDIP.
“Skenario PDIP pasca Megawati, jika Ganjar-AH [Airlangga Hartarto] menang: Ganjar presiden RI, Puan ketum PDIP dan ketua DPR 2024 – 2029,” tulis rilis survei Denny JA, Senin (10/10/2022).
LSI Denny JA juga menekankan, pasangan Ganjar-Airlangga hanya dapat terwujud jika PDIP mau bergabung dengan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). KIB sendiri merupakan koalisi yang terdiri dari Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Selain itu, mereka menerangkan, setidaknya ada tiga skenario bagaimana pasangan Ganjar-Airlangga tak akan terjadi. Pertama, menjelang pendaftaran capres-cawapres, elektabilitas Puan melejit sehingga PDIP mengusung Puan sebagai capres, ketimbang Ganjar. Jika elektabilitas Airlangga juga melejit, maka Golkar kemungkinan besar juga tak mau ketumnya tersebut hanya jadi cawapresnya Ganjar.
Kedua, elektabilitas Prabowo dan Anies melejit sehingga Golkar memilih memangsang Airlangga kepada mereka daripada Ganjar. Ketiga, Ganjar memilih cawapres lainnya, bukan Airlangga, yang juga dapat memberikannya tiket maju di Pilpres 2024.