Bisnis.com, JAKARTA - Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri dan Presiden Joko Widodo (Jokowi) bertemu empat mata di Istana Batu Tulis Bogor. Keduanya membahas banyak hal, salah satunya terkait dengan suksesi pemilihan presiden atau Pilpres 2024.
Tensi politik belakangan ini memang mulai menghangat pasca manuver Partai Nasional Demokrat atau NasDem yang mendeklarasikan Anies sebagai calon presiden.
Deklarasi ini sebenarnya sudah banyak diprediksi. Namun karena waktunya maju dari jadwal semula, muncul syak wasangka tentang motif di balik keputusan buru-buru deklarasi Anies oleh Partai NasDem.
Manuver NasDem jelas mengubah konstelasi politik. Partai-partai lain, termasuk PDIP yang juga memiliki kepentingan dalam kontestasi Pilpres 2024, mau tidak mau harus mulai memanaskan mesin politiknya.
Pertemuan antara Megawati dan Jokowi di Istana Baru Tulis adalah salah satu peristiwa politik yang menarik untuk disimak. Apalagi, dalam pertemuan itu terdapat embel-embel pembahasan suksesi kepemimpinan nasional.
Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengonfirmasi bahwa salah satu poin yang dibahas dalam pertemuan antara Megawati Soekarnoputri dan Presiden Jokowi di Batu Tulis pada Sabtu (8/10/2022) terkait kepemimpinan nasional.
Baca Juga
"Ini dilakukan bagi masa depan bangsa dan negara. Demi kesinambungan kepemimpinan sejak Bung Karno, kemudian Ibu Mega, Pak Jokowi serta kepemimpinan yang akan datang," jelas Hasto menjawab wartawan usai acara TNI Adalah Kita di Kantor PDIP, yang dikutip (11/10/2022).
PDIP, kata Hasto, tengah mencari sosok yang mampu mengemban tanggung jawab tersebut. Dia juga menegaskan bahwa partainya tidak mencari sosok pemimpin yang hanya menarasikan keberhasilan, sehingga ketika ada banjir dalam wilayah dengan 30.000 RT, lalu banjir (menimpa) 30 RT, itu dikatakan tidak sampai satu persen.
"Politik itu bukan kalkulasi satu sampai lima persen, tapi tanggung jawab bagi bangsa dan negara," jelas Hasto.
Hasto juga menekankan pertemuan antara Megawati dan Jokowi tidak ada sangkut pautnya dengan manuver NasDem yang mendeklarasikan Anies sebagai capres.
Menurutnya Pertemuan antara Megawati dan Jokowi direncanakan secara periodik. Sering dilakukan di Istana Merdeka, Istana Bogor, dan kemarin di Batu Tulis.
"Tidak ada kaitannya dengan itu," ungkap Hasto.
Golkar Merasa Duluan
Berbeda dengan PDIP, Wakil Ketua Umum Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia Tandjung menghormati Partai NasDem yang telah mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai calon presiden (capres) usungan mereka untuk Pilpres 2024.
Doli mengatakan, NasDem telah mengikuti jejak Golkar yang telah terlebih dahulu mendeklarasikan capres usungan. Sebagai informasi, Golkar telah mengusung ketua umumnya, Airlangga Hartarto, sebagai capres di Pilpres 2024.
“Golkar sendiri kan termasuk partai yang duluan sudah menetapkan calon presidennya. Kalau kemudian partai-partai politik yang lain mengikuti ya itu kan patut kita hormati saja,” ujar Doli.
Menurutnya, jika semakin banyak partai politik yang mendeklarasikan capres usungan maka semakin baik untuk demokrasi Indonesia. Dia menjelaskan, tokoh-tokoh yang dideklarasikan oleh partai politik akan makin membuat masyarakat punya banyak pilihan.
“Dengan munculnya calon-calon presiden dari partai politik ini semakin membuat masyarakat kita ini punya kesempatan dan waktu untuk menilai calon-calon terbaiknya, seperti apa nanti untuk memimpin Indonesia ke depan,” jelas Doli.
Dia juga membantah bahwa Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang terdiri dari Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) sudah membahas nama Anies sebagai salah satu capres pilihannya.
Doli menegaskan, saat ini internal KIB belum ada pembahasan mengenai nama-nama capres maupun calon wakil presiden (cawapres). Dia mengatakan saat ini KIB sedang membahas visi yang akan ditawarkan.
Sikap NasDem
Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh mengklaim bahwa Presiden Joko Widodo atau Jokowi merestui pihaknya mengusung Anies Baswedan sebagai calon presiden (capres) pada Pilpres 2024.
Surya menampik dugaan bahwa hubungannya dengan Jokowi merenggang karena mendukung Anies sebagai capres.
Dia mengungka, telah menemui Jokowi terkait rencana mengusng Anies. Menurutnya, Jokowi tidak mampermasalahkan rencana tersebut.
"Beliau ucapkan, 'baik, bagus, saya menghargai itu.' Saya rasa itu cukup," ujar Surya kepada awak media di Ballroom NasDem Tower, Jakarta, Senin (3/10/2022).
Dia pun mengklaim dirinya salah satu sosok terdekat Jokowi. Selama delapan tahun lebih mendukung pemerintahan Jokowi, Surya mengaku selalu intens berkomunikasi dengan orang nomor satu di Indonesia tersebut.
"Pertemuan terakhir [dengan Jokowi] lebih dari sepuluh hari yang lalu," ungkapnya.
Surya juga menegaskan NasDem akan tetap mendukung pemerintahan Jokowi-Ma'ruf hingga akhir.