Bisnis.com, JAKARTA - Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat (AS)akan berhenti menerbitkan data kasus dan kematian Covid-19 setiap hari. Sebagai gantinya, mereka akan mengeluarkan pembaruan mingguan, mulai 20 Oktober mendatang.
"Untuk memungkinkan fleksibilitas pelaporan tambahan, mengurangi beban pelaporan pada negara bagian dan yurisdiksi, dan memaksimalkan sumber daya pengawasan, CDC pindah ke pelaporan mingguan," tulis CDC, dikutip dari laman UPI, Sabtu (8/10/2022).
Langkah tersebut sejalan dengan upaya untuk mengurangi alat terkait Covid-19 pada situs website CDC. Ini memudahkan persyaratan pelaporan untuk departemen kesehatan negara bagian dan lokal yang dapat melaporkan informasi mingguan.
Diketahui, banyak negara bagian dan negara lain telah berhenti mengeluarkan laporan harian. Peringkat Tingkat Komunitas, yang memberikan panduan untuk kabupaten, sudah diperbarui hanya setiap minggu, seperti juga nomor vaksinasi.
Badan tersebut melanjutkan laporan rawat inap hariannya, yang dikumpulkan oleh Pusat Layanan Medicare dan Medicaid AS. CDC akan mengambil alih data itu pada bulan Desember, dan tidak jelas apakah itu masih akan diterbitkan setiap hari atau tidak.
Sebelumnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa akhir dari pandemi Covid-19 sudah di depan mata. Mereka mengatakan hal tersebut pasca kematian mingguan akibat Covid-19 di seluruh dunia berada pada level terendah sejak Maret 2020.
Baca Juga
Menurut situs resmi WHO, angka kematian global mingguan pada 5 September 2022 adalah 11.118. WHO juga memperkirakan bahwa 19,8 juta kematian dapat dihindari pada tahun 2021 karena vaksin Covid-19 diberikan dan 12 miliar dosis telah diberikan di seluruh dunia.
“Kami tidak pernah berada dalam posisi yang lebih baik untuk mengakhiri pandemi kami belum sampai di sana, tetapi akhir sudah di depan mata. Tapi sekarang adalah waktu terburuk untuk berhenti berlari. Sekarang saatnya untuk berlari lebih keras dan memastikan kami melewati batas dan menuai hasil dari semua kerja keras kami," kata Direktur Jenderal WHO Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus.