Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Inggris Resesi! Intip Pengalaman Negeri Putih Bangkit dari Krisis Ekonomi

Inggris pernah menghadapi resesi besar yang disebut The Great Depression 1929. Kini negara tersebut resesi lagi.
Bank of England dalam keadaan sepi. Kini Inggris sedang menghadapi resesi ekonomi/Bloomberg-Hollie Adams
Bank of England dalam keadaan sepi. Kini Inggris sedang menghadapi resesi ekonomi/Bloomberg-Hollie Adams

Bisnis.com, JAKARTA – Ekonomi Inggris masuk ke jurang resesi usai Bank of England umumkan kenaikan suku bunga untuk mengatasi kemungkinan serangan inflasi yang kian memburuk.

Resesi ini bukan kali pertama bagi Inggris. Peristiwa serupa yang sebabkan ekonomi inggris terpuruk juga pernah terjadi sebelumnya, salah satu contohnya adalah The Great Depression. 

Dilansir dari The Guardian, Selasa (27/9/2022), sembilan anggota komite kebijakan moneter (MPC) Bank inggris sepakat menaikkan suku bunga dasar sebesar 0,5 persen menjadi 2,25 persen pada Agustus 2022. Angka tersebut duduk di level suku bunga tertinggi sejak resesi yang menyerang inggris pada 2008.

Setelah melakukan pertimbangan yang cukup alot, Bank of England sepakat menaikkan suku bunga karena menilai bahwa risiko tekanan inflasi yang semakin mengakar melebihi bahaya jangka pendek ke ekonomi.

Sementara itu, kenaikan bunga tersebut jelas berdampak pada sektor perekonomian masyarakat yang memaksa mereka harus merogoh kocek lebih dalam guna memenuhi tagihan energi bulanan. Threadneedle Street mengatakan bahwa ekonomi Inggris tengah menuju penurunan produksi kuartal kedua secara berturut-turut.

Meskipun level inflasi di bulan Agustus turun menjadi 9,9 persen, Bank of England secara lebih lanjut menuturkan kemungkinan puncak inflasi energi yang diperkirakan akan mencapai 11 persen pada Oktober hingga November. 

Jika benar terjadi, persentase inflasi tersebut menjadikannya yang tertinggi dalam 40 tahun belakangan. Namun, keterpurukan ekonomi yang dialami inggris kali ini bukanlah yang terburuk dalam sepanjang sejarah. Terdapat beberapa peristiwa yang telah dilalui inggris yang sempat sebabkan gejolak ekonomi hingga sebabkan depresi lanjutan bagi warganya.

Simak peristiwa kelam krisis ekonomi dan resesi yang pernah dialami Inggris:

1. The Great Depression (1929 – 1939)

The Great Depression merupakan salah satu bentuk depresi ekonomi yang muncul akibat ambruknya pasar saham Wall Street pada Oktober 1929. Peristiwa yang terjadi di Amerika ini memberikan efek domino dalam sektor ekonomi bagi beberapa negara tak terkecuali Inggris.

Mulanya, sektor industri pasar besi, baja, konstruksi, mobil dan ritel berkembang pesat pada tahun 1920-an. Hal tersebut membuat para investor Amerika yang kian menjamur. Sejalan dengan hal tersebut, peningkatan besar dalam pinjaman untuk pembelian saham jelas kian tambun.

Pada akhir tahun 1929, siklus peminjaman kian tak terkendali bahkan nominal pinjamannya jauh lebih besar dari jumlah uang yang sebenarnya beredar pada saat itu. Akhirnya, harga saham perlahan menurun dan tak lama, model ekonomi terapan yang pada saat itu terjadi menuntun Amerika hadapi resesi hebat.

kacau! resesi inggris the great depression
kacau! resesi inggris the great depression

Hal tersebut jelas berdampak besar bagi Inggris, mengingat dengan ambruknya pasar Amerika, praktis akan sebabkan permintaan ekspor pasar Eropa yang menurun. Pada akhirnya, Inggris mengalami pengangguran dalam skala besar.

Jumlah pengangguran yang tercatat pada saat itu tidak main-main, bahkan angkanya tembus hingga 2,75 juta orang dan banyak diantaranya yang tidak hidup dibawah asuransi. Kondisi Inggris kala itu kian parah saat jutaan orang harus terdampak kelaparan dan kekurangan gizi.

Krisis ekonomi yang melanda lantas memantik berbagai persoalan baru, salah satunya dalam sektor kesehatan. Peningkatan kasus gizi buruk melonjak dan sebabkan penyakit kudis, rachitis hingga TBC. Saking dahsyatnya krisis ekonomi yang dirasakan Inggris pada saat itu, hal tersebut menular dan meluas ke berbagai sektor sosial.

2. The Great Frost (1709)

The Great Frost merupakan salah satu peristiwa hancurnya ekonomi Inggris yang disebabkan oleh Pandemi. Tepat 300 tahun yang lalu, sebuah pandemi yang bermula saat musim dingin apokaliptik tahun 1709 pecah, di Prancis pandemic ini disebut Le Grand Hiver dan di Inggris dikenal dengan sebutan Great Frost.

Pandemi ini membekukan hampir seluruh Eropa tak terkecuali Inggris. Bahkan, seluruh sungai-sungai di Eropa dilaporkan membeku dan sektor perdagangan mau tidak mau harus terdampak terhenti karena peristiwa ini. Gret Frost sendiri berlangsung selama 3 bulan di Inggris.

Tak berhenti sampai disitu, saat pembekuan sudah mulai mencair hal tersebut kembali membawa masalah bagi Inggris. Negara yang berjuluk The Black Country tersebut harus menghadapi banjir yang menyapu dataran Inggris pada saat itu.

Banjir tersebut secara lebih lanjut sebabkan keterpurukan ekonomi lantaran berdampak besar pada sektor pertanian. Hasil panen hancur, harga gandum sebagai makanan pokok melonjak 6 kali lipat, dan banyak orang-orang yang harus terlibat dalam masalah kelaparan.

Produk domestik bruto per kapita turun drastis sebesar 23 persen. Bahkan, butuh waktu lebih dari 10 tahun bagi Inggris untuk kembali memulihkan ekonominya pasca pandemi musim dingin yang mengerikan tersebut melanda.

resesi inggris
resesi inggris

3. Krisis Kredit (1772 – 1773)

Krisis Kredit yang terjadi di tahun 1772 hingga 1773 mungkin merupakan krisis keuangan yang paling sedikit diketahui. Krisis ini terjadi pada abad ke-18 saat dua peristiwa besar yakni krisis perbankan dan perang revolusi Amerika pecah.

Pada saat itu, bank London Neale, James, Fordyce dan Down memicu krisis ekonomi setelah mereka kehilangan 300 ribu poundsterling karena spekulasi di saham East India Company (EIC). Runtuhnya bank tersebut praktis timbulkan kepanikan di London yang menyebabkan “Bank Runs” dan krisis likuiditas.

4. Great Recession (2007 – 2009)

Great Recession atau Resesi Hebat merupakan resesi ekonomi yang dipicu oleh krisis keuangan yang melanda negara adidaya Amerika Serikat pada tahun 2007-2008. Hal tersebut praktis menyebar ke negara lain termasuk Inggris.

Resesi ini disebabkan oleh penurunan berturut-turut dalam suku bunga utama hingga mendorong bank mengeluarkan pinjaman hipotek dengan suku bunga yang jauh lebih rendah kepada jutaan pelanggan. Pada saat itu, bank juga tidak secara selektif menyaring calon peminjamnya.

Kondisi tersebut lantas memicu meningkatnya permintaan perumahan di tengah suku bunga yang rendah. Menyikapi hal tersebut, dinaikkanlah suku bunga hingga akhirnya sebabkan berbagai permasalahan ekonomi baru yang terasa hampir ke seluruh dunia tak terkecuali Inggris.

Keadaan kian memburuk saat pasar hipotek subprime runtuh yang berdampak pada berbagai bank di seluruh dunia karena umumnya Sebagian besar aset bank di dunia telah berbentuk pinjaman subprime atau obligasi yang dibuat dari pinjaman subprime bersama dengan bentuk utang konsumen hingga akhirnya sebabkan inflasi diberbagai negara pada tahun 2007.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper