Bisnis.com, JAKARTA – Amerika Serikat sepakat untuk terus meningkatkan pertahanan Taiwan di tengah ketegangan antara Taiwan dan China, dengan mengumumkan paket penjualan senjata baru senilai US$1,1 miliar untuk wilayah tersebut pada Jumat (2/9/2022).
Paket penjualan ini termasuk US$665 juta untuk dukungan pemeliharaan dan meningkatkan sistem peringatan radar dini Raytheon yang beroperasi sejak 2013.
Adapun paket penjualan senjata baru tersebut diumumkan sebulan setelah latihan militer agresif China, usai Ketua DPR AS Nancy Pelosi mengunjungi Taiwan.
Selain itu, pengumuman juga datang sehari setelah Taiwan menembak jatuh sebuah pesawat tak berawak komersial yang tak dikenal, di tengah rentetan serangan misterius yang menghantui pulau tersebut, setelah Beijing melakukan unjuk kekuatan sebelumnya.
Melansir CNA, Sabtu (3/9/2022), Taiwan juga dikabarkan bakal menghabiskan sekitar US$355 juta untuk membeli 60 rudal Harpoon Block II yang bisa melacak dan menenggelamkan kapal yang masuk ke wilayah tersebut, jika China meluncurkan serangan melalui air.
Kemudian, sekitar US$85,6 juta untuk membeli lebih dari 100 rudal Sidewinder, andalan militer Barat untuk daya tembak di udara.
China yang mengeklaim Taiwan sebagai bagian dari negaranya meminta AS untuk segera mencabut penjualan senjata.
Juru Bicara Kedutaan China di Washington Liu Pengyu mengatakan, tindakan tersebut mengancam hubungan China-AS serta perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan.
"Ini mengirimkan sinyal yang salah kepada pasukan separatis kemerdekaan Taiwan dan sangat membahayakan hubungan China-AS serta perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan," katanya.
Dia juga menambahkan China akan dengan tegas mengambil tindakan balasan yang sah dan perlu, dengan melihat perkembangan situasi saat ini.