Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indonesia Jembatani Isu Kapal Selam Tenaga Nuklir di PBB

Indonesia berhasil menempatkan isu program kapal selam bertenaga nuklir (NNP) menjadi bahasan penting dalam NPT RevCon ke-10.
Dirjen Kerja Sama Multilateral Kementerian Luar Negeri RI, Tri Tharyat sebagai Ketua Delegasi RI berbicara dalam Pertemuan ke-10 untuk mengkaji implementasi Traktat Non-Proliferasi Senjata Nuklir (Non-Proliferation Treaty/NPT RevCon)./kemlu.go.id
Dirjen Kerja Sama Multilateral Kementerian Luar Negeri RI, Tri Tharyat sebagai Ketua Delegasi RI berbicara dalam Pertemuan ke-10 untuk mengkaji implementasi Traktat Non-Proliferasi Senjata Nuklir (Non-Proliferation Treaty/NPT RevCon)./kemlu.go.id

Bisnis.com, JAKARTA – Indonesia berhasil menempatkan isu program kapal selam bertenaga nuklir (NNP) menjadi bahasan penting dalam Konferensi Tinjauan Perjanjian Non-Proliferasi Senjata Nuklir (NPT RevCon) ke-10 di Markas Besar PBB di New York, AS.

Dirjen Kerja Sama Multilateral Kementerian Luar Negeri RI, Tri Tharyat yang juga sebagai Ketua Delegasi RI pada saat pertemuan tersebut, mengatakan bahwa tujuan Indonesia untuk meningkatkan kesadaran terhadap isu program NNP telah tercapai.

Sebelum pertemuan, Indonesia menerbitkan working paper berjudul “Indonesia Paper.” Isu ini menjadi perhatian serius berkat peran utama Indonesia dan beberapa negara lain. Untuk itu, Tharyat menegaskan Indonesia akan konsisten mengawal pembahasan ini terus berlanjut.

“Capaian ini penting mengingat isu program NNP belum dibahas di forum internasional manapun. Padahal program NNP miliki keterkaitan dengan isu nuklir dan berpotensi mengandung risiko besar bagi perdamaian dan keselamatan dunia,” ungkap Tharyat dikutip dari keterangan resmi Kementerian Luar Negeri RI, Senin (29/8/2022).

Meskipun tetap akan ada risiko yang muncul termasuk konversi teknologi tersebut menjadi senjata nuklir. Senjata nuklir dapat mengancam rezim non-proliferasi dan keamanan global, termasuk konsekuensi bencana lingkungan jika terjadi kebocoran radiasi.

Namun, dalam negosiasi, isu program NNP menimbulkan kontroversi di antara negara-negara. Perbedaan pendapat antara pendukung dan penentang cukup besar. Akibatnya, negosiasi draf dari pertemuan yang membahas masalah tersebut tertunda.

Kemudian, Indonesia menghadirkan draf paragraf yang relatif bisa diterima semua pihak. Usulan Indonesia menjadi dasar negosiasi, dan atas masukan dari negara-negara, sebuah paragraf tentang NNP disepakati dalam hasil rancangan.

“Semua pihak sepakat bahwa program NNP merupakan masalah yang menjadi perhatian bersama dan perlu adanya dialog yang transparan dan terbuka mengenai masalah ini,” kata Tharyat.

Sebuah pencapaian yang membanggakan bagi Indonesia bahwa negara-negara mencapai kesepakatan dalam pembahasan program NNP.

NPT RevCon ke-10 yang diadakan mulai dari 1 Agustus 2022 di Markas Besar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, Amerika Serikat (AS), resmi ditutup pada 26 Agustus 2022.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper