Bisnis.com, JAKARTA - China mengatakan pihaknya membatalkan pertemuan tatap muka antara Menteri Luar Negeri Wang Yi dan mitranya dari Jepang setelah pernyataan G7 yang mengecam tindakan Beijing di sekitar Taiwan setelah kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi.
Beijing sebelumnya telah mengumumkan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Jepang Yoshimasa Hayashi, yang akan dilaksanakan pada Kamis (4/8/2022) pagi di sela-sela pertemuan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara di Kamboja.
Sementara itu, Pelosi akan melakukan pertemuan dengan anggota parlemen senior Jepang pada hari Jumat (5/8/2022).
Kementerian Pertahanan Tokyo kemudian mengatakan bahwa lima rudal yang ditembakkan oleh China pada hari Kamis merupakan bagian dari latihan militer di dekat Taiwan untuk memprotes kunjungan Pelosi yang saat ini diperkirakan telah mendarat di zona ekonomi eksklusif (ZEE) Jepang.
Empat rudal China tersebut kemungkinan melewati wilayah Taiwan, menurut Kementerian Pertahanan Jepang.
Menteri Pertahanan Nobuo Kishi mengatakan ketegangan ini menandai pertama kalinya sebuah rudal balistik milik militer China jatuh ke perairan sekitar. Dilansir oleh Kyodo News, Tokyo mengajukan protes diplomatik dengan Beijing.
Baca Juga
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Hua Chunying mengatakan kepada wartawan bahwa pernyataan yang dikeluarkan oleh menteri luar negeri G7 pada hari Rabu merupakan bentuk tidak bertanggung jawab. Di dalam pernyataannya, kelompok itu mengatakan bahwa tidak ada pembenaran untuk menggunakan kunjungan sebagai dalih untuk aktivitas militer agresif di Selat Taiwan.
PadaSelasa lalu (2/8/2022), Menlu Hayashi menolak mengomentari perjalanan Pelosi. Dia hanya mengatakan secara umum hubungan stabil China dan AS sangat penting bagi komunitas internasional .
Namun, pemerintah Jepang kemudian mengajukan protes atas latihan militer China di sekitar Taiwan, dengan beberapa di antaranya akan diadakan di tempat yang dianggap Jepang sebagai ZEE-nya.
Dengan hubungan antara tetangga Asia yang tegang karena berbagai masalah, pertemuan menteri luar negeri Jepang dan China menjadi pertemuan langsung pertama antara pejabat tinggi kementerian luar negeri keduanya sejak 2020, meskipun mereka sudah mengadakan konferensi video pada Mei lalu.
Jepang telah berusaha untuk menghindari mengasingkan mitra dagang terbesarnya, China, sambil memperkuat hubungan dengan satu-satunya sekutu militer formalnya, yakni AS.
Hingga berita ini diturunkan, kapal-kapal China dan Jepang dikabarkan terus saling kejar-kejaran di sekitar pulau tak berpenghuni di dekat Taiwan.