Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah elite politik menghadiri acara pernikahan putri Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Mutiara Annisa Baswedan yang mengucap janji suci dengan Ali Saleh Alhuraiby, di Putri Duyung Cottage, Ancol, Jakarta pada Jumat (29/7/2022).
Meski begitu, tak terlihat satupun para petinggi partai PDI Perjuangan menghadiri acara suci tersebut.
Sebagai perbandingan, banyak ketua umum (Ketum) partai politik yang hadir seperti Ketum NasDem Surya Paloh, Ketum PAN Zulkifli Hasan, Ketum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Ketum Golkar Airlangga Hartanto, Ketum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin), dan Ketum Perindo Hary Tanoesoedibjo. Selain itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi), Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK), Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, dan sejumlah menteri juga tampak hadir.
Direktur Eksekutif Indonesia Political Review Ujang Komarudin mengira ketidakhadiran elite PDIP menandakan hubungan antara Anies dengan partai berlambang banteng tersebut belum baik.
“Mungkin-mungkin saja ada sesuatu yang tidak berkenan, karena selama ini kita tahu PDIP jadi pihak yang sering mengkritisi kebijakan-kebijakan Anies. Apakah memang Anies itu dianggap berprestasi sehingga harus dikritiki, sehingga harus tidak didatangi [pernikahan anaknya],” jelas Ujang kepada Bisnis, Minggu (31/7/2022).
Sebelumnya, Anies mengatakan sudah mengundang Ketua DPR yang juga kader unggulan PDIP, Puan Maharani. Namun, ujar Anies, Puan sedang berada di luar negeri sehingga tak bisa hadir.
Ujang mengatakan, jika para elite PDIP tak hadir karena kesibukan maka bisa dimaklumi. Berbeda cerita jika mereka tak hadir karena kesengajaan.
“Yang jelas ketidakhadiran [elite PDIP] menurut saya kalau karena kesibukan, sudah ada jadwal, bisa dimaklumin. Tetapi kalau mereka tidak hadir karena sengaja maka itu jadi sebuah catatan tersendiri bahwa hubungan antara PDIP dan Anies belum baik,” ujar Ujang.
Meski begitu, Ujang mengingatkan bahwa politik merupakan suatu yang dinamis, mudah berubah-ubah. Walau saat ini hubungan PDIP dengan Anies sedang tak baik, ke depannya keadaan bisa berbalik.
Ujang menganggap, pada Pemilu 2024 masih ada kemungkinan PDIP memasangkan Anies dengan Puan atau sebaliknya sebagai calon presiden dan wakil presiden usungan mereka.
“Politik itu biasa kawan jadi lawan, lawan jadi kawan. Hari ini bisa kawan, besok jadi lawan; hari ini lawan, besok kawan. Kan begitu, kadang-kadang terbalik. Ya kan kita tidak tahu apakah nanti Anies dicalonkan oleh PDIP atau tidak kan kita tidak tahu, misalkan Puan-Anies gitu kan. Kita tidak tahu,” ungkap Ujang.