Bisnis.com, JAKARTA – Ketegangan konflik geopolitik antara Rusia dan Ukraina di hari ke-152 masih terus berlanjut dan mulai berdampak pada pasokan ketersediaan pangan dan energi global. Secara tegas, Ukraina ancam akan hentikan kesepakatan ekspor gandum jika serangan udara yang dilancarkan Rusia ke berbagai pelabuhan utama di Ukraina masih terus berlanjut.
Sebelumnya, Ukraina melalui Menteri infrastruktur Oleksandr Kubrakov mengatakan bahwa mereka akan tetap melanjutkan ekspor biji-bijian dan produk pertanian meskipun serangan terus berlanjut.
Dikutip dari The Guardian pada Senin (25/7/2022) baru-baru ini penasihat ekonomi Ukraina, Oleh Ustenko menuturkan bahwa hal tersebut tak dapat berjalan lancar apabila Rusia terus gencar melakukan serangan ke pelabuhan-pelabuhan utama Ukraina terlebih lagi pasca meletusnya serangan pada Sabtu (23/7/2022) setelah Rusia mengirim sebuah rudal ke Odesa, Ukraina.
Berikut update rangkuman konflik Rusia vs Ukraina pada hari ke-152
Ukraina Berencana Rebut Wilayah Selatan Kherson Pada September
Ukraina memperkirakan bahwa mereka akan merebut kembali wilayah selatan Kherson pada bulan September. Sergiy Khlan, seorang ajudan kepala wilayah Kherson, mengatakan dalam sebuah keterangan persnya: “Kita dapat mengatakan bahwa wilayah Kherson pasti akan dibebaskan pada bulan September, dan semua rencana penjajah akan gagal.” tegas Sergiy Khan dikutip dari The Guardian, Senin (25/7/2022).
Rusia Bersikeras Klaim Tak Kirim Rudal ke Pelabuhan
Dalam pernyataanya, Rusia mengatakan bahwa pasukannya menyerang kapal perang Ukraina dan rudal anti-kapal Harpoon yang dipasok AS yang saat itu berlokasi di pelabuhan Odesa.
Sebelumnya, Rusia kedapatan kirim serangan rudal ke salah satu pelabuhan utama Ukraina, yakni pelabuhan Odesa pada hari Sabtu dengan rudal presisi tinggi. Serangan tersebut pecah hampir 12 jam setelah Moskow menandatangani kesepakatan dengan Ukraina untuk memungkinkan ekspor biji-bijian yang dipantau dari pelabuhan selatan Ukraina. Kesepakatan itu seharusnya menjadi terobosan untuk membuka blokir ekspor biji-bijian dari pelabuhan Laut Hitam dan mengurangi kekurangan pangan global yang disebabkan oleh perang.
Pasukan Ukraina Mulai Lancarkan Serangan untuk Rebut Kherson
Presiden Volodymyr Zelensky mengatakan bahwa, pasukan Ukraina mulai bergerak selangkah demi selangkah ke wilayah Kherson, Laut Hitam timur yang saat ini telah diduduki pasukan Rusia.
Menyikapi hal tersebut, Institute for the Study of War (ISW) menilai bahwa Ukraina tampaknya telah meluncurkan serangan balasan ke Kherson. Selain itu, mengacu pada pernyataan yang dibagikan oleh penasihat Ukraina untuk administrasi wilayah Kherson, Serhiy Khlan mengatakan bahwa pasukan Ukraina telah merebut beberapa pemukiman diluar wilayah Kherson.
Dua Warga Sipil Tewas Akibat Serangan Rudal di Odesa
Gubernur Donetsk, Pavlo Kyrylenko, mengatakan bahwa dua warga sipil tewas dan dua lainnya terluka di wilayah Odesa pada Sabtu. Dia juga mengatakan bahwa dua sekolah hancur dalam penembakan Rusia. Pasca serangan, para guru terlihat membersihkan salah satu sekolah di Bakhmut yang hancur akibat serangan Rusia dini hari tadi.
Zelensky Buka Suara Atas Serangan yang Terjadi di Odesa
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyebut serangan di Odesa sebagai "barbarisme" dan mengatakan serangan itu menunjukkan bahwa Moskow tidak bisa menepati janjinya.
“Ini hanya membuktikan satu hal: tidak peduli apa yang dikatakan dan dijanjikan Rusia, [mereka] itu akan menemukan cara untuk tidak mengimplementasikannya,” katanya dalam pertemuan dengan anggota parlemen AS, menurut sebuah pernyataan dari kepresidenan.
Menlu AS Semprot Rusia Memperkeruh Kondisi Kekurangan Pangan Global
Menteri Luar Negeri AS mengutuk serangan Rusia terhadap Odesa, dirinya juga menuduh Rusia memperdalam kekurangan pangan global lewat serangan yang dilancarkan pada Sabtu (23/7/2022).
Dalam sebuah pernyataan yang diposting di Twitter, Antony Blinken menuliskan sebuah pernyataan yang berbunyi: “Amerika Serikat mengutuk keras serangan Rusia di pelabuhan Odesa hari ini. Ini merusak upaya untuk membawa makanan kepada yang lapar dan kredibilitas komitmen Rusia terhadap kesepakatan yang diselesaikan kemarin untuk memungkinkan ekspor Ukraina.” tulis Blinken lewat akun Twitternya @SecBlinken, dikutip pada Senin (25/7/2022).
Ukraina Klaim Rusia Sandera 170 orang warganya
Gubernur Zaporizhizhia mengatakan bahwa Rusia menahan 170 orang di oblast Zaporizhizhia, seperti yang dibagikan oleh Kyiv Independent. Menurut gubernur Zaporizhizhia, Oleksandr Starukh, pasukan Rusia telah menculik setidaknya 415 orang di wilayah selatan sejak 24 Februari dan hingga kini setidaknya sebanyak 170 orang masih ditahan.