Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rangkuman Perang Rusia vs Ukraina Hari ke-142 : Brutal! Rusia Serang Pemukiman Warga Sipil

Ukraina menilai serangan Rusia di kota-kota Ukraina bukanlah kesalahan, tetapi strategi militer yang disetujui Presiden Putin.
Reruntuhan apartemen di Donesk, Ukraina, yang terhantam rudal Rusia /Pavlo Kyrylenko/Handout via REUTERS
Reruntuhan apartemen di Donesk, Ukraina, yang terhantam rudal Rusia /Pavlo Kyrylenko/Handout via REUTERS

Bisnis.com, JAKARTA - Konflik Rusia vs Ukraina sudah memasuki hari ke-142 sejak awal invasi. Pada hari ini, kembali rudal Rusia menyerang gedung-gedung dan pusat kebudayaan  tempat pemukiman warga sipil di kota Vinnystia.

Serangan tersebut sedikitnya menewaskan 23 orang termasuk anak-anak dan 66 lainnya terluka, lalu hingga kini tim penyelamat Ukraina masih mencari 39 orang yang dianggap hilang.

Dalam pidato video di konferensi Den Haag, Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky menyebut serangan ini sebagai tindakan terorisme terbuka. Zelensky juga mendesak pejabat pengadilan kriminal Eropa dan internasional untuk membuka pengadilan khusus untuk menyelidiki kasus kejahatan Rusia di negaranya.

Zelensky menambahkan bahwa telah diidentifikasi seorang gadis empat tahun tewas dalam serangan di Vinnytsia bernama Liza yang masih berumur empat tahun dengan kondisi ibunya yang kritis.

Sementara itu, Mykhailo Podolyak, kepala tim perunding Ukraina dan penasihat utama Zelensky, mengatakan pasukan Rusia menyerang kota-kota Ukraina yang damai seperti Vinnytsia, Kremenchuk, Chasiv Yar dan Kharkiv untuk memaksa Ukraina menyerah. Mereka juga menuduh serangan Rusia di kota-kota Ukraina yang damai bukanlah kesalahan tetapi strategi militer yang disetujui Presiden Rusia, Vladimir Putin.

Update rangkuman konflik Rusia vs Ukraina hari ke-142 yang dirangkum The Guardian pada Jumat (15/7/2022), sebagai berikut:

Badan Keamanan Dunia Prihatin Dengan Kondisi Ukraina

Badan keamanan terbesar di dunia telah menyatakan keprihatinan besar tentang dugaan penganiayaan terhadap puluhan ribu orang Ukraina di pusat penyaringan yang didirikan oleh Rusia di Ukraina. Badan keamanan ini juga mengatakan bahwa puluhan ribu warga sipil dibawa ke pusat-pusat ini di Republik Rakyat Donetsk yang memisahkan diri di Ukraina timur, sebelum dideportasi ke Rusia.

Zelensky Ungkap Jumlah Warganya yang Dibawa Rusia

Zelensky memaparkan angka warganya yang telah dibawa secara paksa oleh Rusia dengan total lebih dari  2 juta termasuk 200 ribu anak-anak sejak awal invasi pada Februari 2022.

Lebih dari 40 Negara Siap Selidiki Kejahatan Perang di Ukraina

Amerika Serikat dan lebih dari 40 negara lain termasuk Inggris, AS, Kanada, Meksiko dan Australia telah sepakat untuk mengoordinasikan penyelidikan atas dugaan kejahatan perang di Ukraina. Kesepakatan itu lahir dari konferensi di Den Haag dengan menandatangani deklarasi politik untuk bekerja sama dalam penyelidikan. 

AS Menyebut Rusia Sebagai Ancaman Ekonomi Global

Menteri Keuangan AS, Janet Yellen mengatakan perang Rusia di Ukraina merupakan ancaman terbesar bagi ekonomi global. Yellen juga menyebut perwakilan dari rezim Putin ini tidak memiliki tempat pada pertemuan negara-negara G20 di Bali dan menambahkan bahwa dia akan terus menekan sekutu untuk membatasi harga minyak Rusia agar mengurangi pendapatan negara yang dipimpin Putin tersebut.

Satu Langkah Lagi Menuju Ekspor Biji-bijian Ukraina

Menteri infrastruktur Ukraina, Oleksandr Kubrakov mengatakan Kyiv tinggal satu langkah lebih dekat untuk mencapai kesepakatan ekspor gandum melalui pelabuhan Laut Hitam setelah pembicaraan dengan Rusia, Turki dan PBB. 

Undang-Undang Baru di Rusia Akan Mulai Berlaku Tahun Ini

Vladimir Putin menandatangani undang-undang tindakan yang lebih keras untuk individu atau entitas yang dianggap "agen asing" oleh Rusia, serta undang-undang baru yang menyamakan pembelotan dengan pengkhianatan tingkat tinggi. RUU baru ini akan mulai berlaku pada 1 Desember akan memperketat siapa saja yang dianggap asing oleh Rusia.

Tambahan Pasukan Rusia dari Sukarelawan

Laporan dari organisasi pemikir yang berbasis di AS mengatakan saat init Rusia telah memulai "mobilisasi sukarelawan" untuk mengatasi kekurangan tentaranya saat invasi berlangsung.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper