Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ingin Ibadah Kurban Aman dari PMK, Simak Tips Prof Wiku Berikut

Juru Bicara Satgas Penanganan PMK Prof. Wiku Adisasmito menganjurkan umat muslim yang akan berkurban mengikuti langkah- langkah berikut dalam melaksanakan ibadah kurban.
Juru Bicara Satgas Penanganan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) Wiku Adisasmito./Youtube
Juru Bicara Satgas Penanganan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) Wiku Adisasmito./Youtube

Bisnis.com, JAKARTA - Di tengah mewabahnya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), Juru Bicara Satgas Penanganan PMK Prof. Wiku Adisasmito menganjurkan umat muslim yang akan berkurban mengikuti langkah- langkah berikut dalam memilih hewan kurban.

Tidak hanya itu, dia juga mengingatkan para panitia kurban sebaiknya mengikuti anjuran pemerintah dalam memproses daging kurban, hingga tata cara membagikan daging kurban yang baik kepada masyarakat.

Dan sebagai bentuk kehati-hatian, masyarakat dimohon menghindari mengkonsumsi bagian kaki, kepala, dan jeroan pada hewan ternak rentan PMK seperti sapi, kambing, babi, domba, dan lain-lain.

"Semua ini agar tidak terjadi perluasan penularan virus maupun pencemaran lingkungan di sekitar kita," kata Wiku dalam Keterangan tertulis, Sabtu (9/7/2022), di Jakarta.

Untuk memilih hewan kurban, Prof. Wiku menganjurkan agar hewan ternak yang berasal dari peternakan yang sehat, melalui pemeriksaan kesehatan oleh dokter hewan baik secara fisik maupun laboratorium. Telah dinyatakan bebas PMK, maka layak untuk dipotong sesuai dengan syariat agama sebagai hewan kurban.

"Pemeriksaan oleh dokter hewan atau petugas Kesehatan hewan yang ditunjuk. Dilakukan secara ante mortem [sebelum pemotongan] dan post mortem [setelah pemotongan]," paparnya.

Kemudian, dalam penanganan daging hewan kurban, dia mengingatkan agar penanganan daging terhadap hewan kurban dilakukan secara baik paska pemotongan. Dengan tetap dilakukan pengawasan karkas, daging dan jeroannya oleh dokter hewan.

"Kelenjar pertahanan atau limfoglandula pada ternak agar dibuang/dipisahkan," ujarnya.

Tak lupa, limbah pemotongan hewan kurban seperti darah dan isi jeroan tidak dibuang langsung ke lingkungan, namun ditampung dalam wadah atau lubang yang didesinfeksi.

Bagi para penerima daging kurban, Prof. Wiku meminta agar masyarakat tetap memperhatikan hal-hal penting. Pertama, hewan ternak yang pernah mengalami PMK gejala ringan dan telah dinyatakan sembuh, maka penanganan daging dapat dilakukan seperti hewan sehat tanpa PMK.

Kedua, masyarakat agar tidak perlu takut memakan daging sapi dan kambing, mengingat PMK tidak menular dan berbahaya pada kesehatan manusia dan dagingnya aman untuk dikonsumsi.

Terakhir, untuk menjamin daging hewan kurban tidak berpotensi untuk menularkan virus PMK ke lingkungan, maka pengolahan harus dilakukan secara baik dan benar.

"Rebus daging minimal selama 30 menit sebelum diolah, pastikan memilih jeroan yang sudah direbus, dan bila belum akan diolah, maka daging disimpan dalam suhu dingin [chiller] minimal 24 jam sebelum disimpan dalam suhu beku di freezer untuk menurunkan pH daging dan mengurangi resiko virus PMK masih aktif bila ada," paparnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper