Bisnis.com, JAKARTA - Pada 18 Juni 1989. pemerintah Myanmar pertama kali mengubah nama "Birma" menjadi "Myanmar" oleh pemerintahan junta militer Birma.
Secara resmi, negara itu disebut Myanmar tetapi menurut orang-orang di Washington, negara itu masih tergolong Burma dan pilihannya sangat politis seperti segala sesuatu tentang bangsa itu sendiri.
Negara itu disebut Burma karena mengacu pada orang orang Burma, etnis mayoritas di negara itu tetapi diubah menjadi Myanmar pada tahun 1989 oleh junta yang berkuasa.
Alasan perubahan itu selalu dimainkan sebagai upaya untuk melepaskan diri dari jebakan kolonial masa lalu demi persatuan etnis. Tapi itu tidak benar-benar berhasil, dengan semua orang masih menggunakan Burma untuk menentang kepemimpinan militer.
Myanmar telah berjuang untuk membangun demokrasi selama bertahun-tahun sekarang, dengan pemimpin populer Ann Sang Suu Kyi di garis depan perjuangan, bahkan berhasil menetapkan aturan dan melakukan pemungutan suara, mendapatkan sepotong penerimaan, secara internasional, hanya untuk semuanya yang akan datang. runtuh pada Februari 2021 dengan kudeta militer.
Kudeta itu berarti semua niat baik yang diperoleh negara telah hilang, dengan Presiden Joe Biden mengancam sanksi terhadap negara itu dan dengan tegas menyebutnya sebagai Burma dan bukan Myanmar, yang jelas-jelas menentang aturan militer.