Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AS Tangkap Bos Yakuza Karena Tuduhan Perdagangan Narkoba dan Rudal

Jaringan Yakuza juga berusaha untuk memperoleh rudal darat-ke-udara buatan AS untuk kelompok bersenjata di Myanmar dan Sri Lanka.
Yakuza ilustrasi.
Yakuza ilustrasi.

Bisnis.com, JAKARTA--Amerika Serikat menangkap seorang pemimpin Yakuza Jepang dan tiga pria asal Thailand karena tuduhan memperdagangkan heroin dan metamfetamin. 

Jaringan itu juga berusaha untuk memperoleh rudal darat-ke-udara buatan AS untuk kelompok bersenjata di Myanmar dan Sri Lanka.

Takeshi Ebisawa, Sompak Rukrasaranee, Somphob Singhasiri dan Suksan Jullanan ditangkap di New York pada Senin dan Selasa atas perdagangan narkoba dan senjata serta tuduhan pencucian uang, menurut Departemen Kehakiman.

"Narkoba itu ditujukan untuk dijual di jalan-jalan New York dan pengiriman senjata dimaksudkan untuk faksi-faksi di negara-negara yang tidak stabil," ujar Damian Williams, pengacara AS untuk distrik selatan New York dalam sebuah pernyataan seperti dikutip Aljazeera.com, Jumat (8/4). Dia menambahkan anggota sindikat kejahatan internasional itu sangat membahayakan nyawa orang lain.

Mereka telah diselidiki oleh Badan Pencegahan Narkoba AS di Thailand setidaknya sejak 2019. Mereka mengatur untuk menjual heroin dan metamfetamin dalam jumlah besar kepada agen rahasia dari United Wa State Army (UWSA), sebuah kelompok etnis bersenjata di daerah perbatasan negara itu dengan China.

Ebisawa berencana membeli senjata otomatis, roket, senapan mesin dan rudal permukaan-ke-udara untuk UWSA. Dia juga akan memberikannya kepada dua kelompok bersenjata lainnya di Myanmar, yakni Persatuan Nasional Karen dan Tentara Negara Bagian Shan.

Militer Myanmar merebut kekuasaan dalam kudeta pada Februari 2021 dan memerangi pejuang bersenjata di daerah perbatasan di mana konflik terjadi selama bertahun-tahun. Pasukan pemerintah juga berhadapan dengan Pasukan Pertahanan Rakyat, yang didirikan oleh warga sipil yang telah menerima pelatihan dasar dan dukungan dari kelompok bersenjata.

Bos kejahatan terorganisir itu juga berusaha membeli senjata untuk kelompok Pembebasan Macan Tamil Eelam (LTTE) Sri Lanka, yang dikenal sebagai Macan Tamil. Kelompok itu pernah menguasai bagian utara dan timur Sri Lanka tetapi dikalahkan pada 2009 dan para pemimpinnya tewas.

Departemen Kehakiman AS menyertakan foto Ebisawa yang berkacamata dan mengenakan mantel kulit cokelat dengan peluncur roket bertengger di bahunya.

Pada 3 Februari tahun lalu, Ebisawa yang berusia 57 tahun dan rekannya melakukan perjalanan ke Kopenhagen di mana agen DEA yang menyamar dan dua petugas polisi Denmark yang menyamar menunjukkan kepada mereka serangkaian senjata militer AS yang seolah-olah untuk dijual, termasuk senapan mesin dan roket anti-tank. Lembar dakwaan juga termasuk foto Ebisawa yang memegang peluncur roket.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Edi Suwiknyo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper