Bisnis.com, JAKARTA - Sebuah gunung berapi Krasheninnikov di Kamchatka Rusia meletus hari ini, Minggu 3 Agustus 2025, untuk pertama kalinya setelah 600 tahun tertidur.
Menurut otoritas tanggap darurat negara tersebut, gunung itu meletus empat hari setelah salah satu gempa bumi terkuat yang pernah tercatat melanda wilayah tersebut.
Gambar-gambar yang dirilis oleh media pemerintah Rusia menunjukkan gumpalan abu yang menjulang tinggi menyembur dari gunung berapi Krasheninnikov, yang terakhir meletus pada tahun 1550, menurut Program Vulkanisme Global Smithsonian Institution.
Gumpalan abu diperkirakan mencapai ketinggian 6.000 meter (19.700 kaki), ungkap Kementerian Situasi Darurat Kamchatka dalam sebuah unggahan di Telegram.
"Gumpalan abu menyebar ke arah timur dari gunung berapi tersebut menuju Samudra Pasifik. Tidak ada daerah berpenduduk di sepanjang jalurnya, dan tidak ada hujan abu yang tercatat di daerah berpenghuni," kata kementerian tersebut dilansir dari arabnews.
Gunung berapi tersebut telah ditetapkan sebagai kode bahaya penerbangan "oranye", yang berarti penerbangan di wilayah tersebut dapat terganggu.
Baca Juga
Dilansir dari reuters, letusan tersebut kemungkinan terkait dengan gempa bumi pada hari Rabu yang memicu peringatan tsunami hingga Polinesia Prancis dan Chili, dan diikuti oleh letusan Klyuchevskoy, gunung berapi paling aktif di Semenanjung Kamchatka.
Institut Vulkanologi dan Seismologi, Girina mengatakan bahwa efusi lava terakhir Krasheninnikov terjadi pada tahun 1463 - plus/minus 40 tahun - dan tidak ada letusan yang diketahui sejak saat itu.
Kantor Kementerian Layanan Darurat Rusia cabang Kamchatka mengatakan bahwa gumpalan abu setinggi 6.000 meter (3,7 mil) telah tercatat setelah letusan gunung berapi tersebut. Gunung berapi itu sendiri memiliki ketinggian 1.856 meter.
Sebelumnya, gunung berapi Klyuchevskoy di Rusia timur meletus tak lama setelah gempa bumi berkekuatan 8,8 skala Richter dan beberapa gempa susulan mengguncang wilayah tersebut. "Turunnya lava panas teramati di lereng barat," demikian pernyataan Pusat Geofisika Akademi Ilmu Pengetahuan Rusia dilansir dari Livescience.
Letusan Klyuchevskoy cukup sering terjadi, dengan setidaknya 18 kali terjadi sejak tahun 2000, menurut Program Vulkanisme Global.
Kedua letusan terbaru ini terjadi setelah salah satu gempa bumi terkuat yang pernah tercatat, yang terjadi pada hari Rabu, memicu peringatan tsunami dan evakuasi jutaan orang dari wilayah pesisir, mulai dari Jepang, Hawaii, hingga Ekuador.
Kerusakan terparah terjadi di Rusia, di mana tsunami menghantam pelabuhan Severo-Kurilsk dan menenggelamkan sebuah pabrik perikanan, kata para pejabat.
Gempa berkekuatan 8,8 skala Richter melanda Petropavlovsk di Semenanjung Kamchatka, Rusia, dan merupakan yang terkuat sejak 2011 ketika gempa berkekuatan 9,1 skala Richter di lepas pantai Jepang menyebabkan tsunami yang menewaskan lebih dari 15.000 orang.