Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PMK Mewabah, DPR Minta Kementan Perketat Pengawasan Sapi Kurban Jelang Iduladha 2022

Komisi IV DPR RI meminta Kementan memperketat pemeriksaan dan pengawasan atas hewan kurban sapi terutama menjelang perayaan Iduladha.
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo. ANTARA
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo. ANTARA

Bisnis.com, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Anggia Erma Rini meminta Kementerian Pertanian (Kementan) untuk memperketat pemeriksaan dan pengawasan atas hewan kurban sapi terutama menjelang perayaan Iduladha menyusul tingginya animo masyarakat untuk berkurban setelah selama dua tahun terkendala akibat wabah Covid-19.

Permintaan itu disampaikan Anggia usai Rapat Kerja Komisi IV DPR dengan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo yang membahas soal penyakit mulut dan kuku (PMK) sapi.

Menurut politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu, meskipun Kementan menyatakan bahwa kondisi sapi untuk kurban Iduladha aman, akan tetapi dia meragukan soal pengawasannya.

Pasalnya, banyak usaha peternakan berskala kecil yang tidak terjangkau oleh tim Kementan dan cenderung abai dengan kesehatan ternak karena ingin menjual ternak mereka yang selama ini pasarannya sepi akibat terdampak Covid-19.

"Menurut Kementan sapi yang sakit masih aman, tapi saya meragukannya. Karena itu pengawasannya harus benar-benar ketat dan sapi harus sehat serta layak dikonsumsi," ujarnya.

Dia bahkan menyerankan agar Kementan melakukan semacam verifikasi kesehatan ternak atau label untuk penanda sapi-sapi yang sudah menjalani pemeriksaan sebelum dikonsumsi untuk kebutuhan hari raya kurban.

Selain itu, masyarakat juga harus diingatkan bagian dari sapi yang tidak boleh dikonsumsi seperti lidah dan jeroan yang rawan penyakit untuk dikonsmusi.

"Bagian ini yang juga sulit untuk mengontrolnya dan ini masalah serius sehingga pengawasan harus betul-betul ketat,” katanya.

Dia mengingatkan penyebaran PMK di Indonesia tidak bisa dianggap enteng. Oleh karena itu, menurutnya, perlu langkah strategis untuk bisa melokalisir wabah tersebut mengingat penyebarannya yang sangat mudah dan cepat.

"Bertahun-tahun sebenarnya Indonesia sudah bebas dari PMK itu dan tidak mudah untuk mencapai itu. Kita punya pengalaman buruk terkena wabah PMK dan triliun bahkan kerugiannya. Nah, kalau dibiarkan atau kalau tidak ditangani secara serius tentu akan menjadi masalah yang sangat besar," ujar Anggia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper