Bisnis.com, JAKARTA- Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi memaparkan kegiatan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam KTT Khusus AS-ASEAN di Washington DC pada Jumat, 13 Mei 2022. Di hari terakhir tersebut, Kepala Negara menghadiri working lunch dengan para pemimpin ASEAN dan Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Kamala Harris.
"Working lunch, topik yang dibahas dalam pertemuan adalah ketahanan kesehatan, pemulihan dari pandemi dan kerja sama maritim," kata Retno dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden, Sabtu (14/5/2022).
Menurut Retno, Jokowi menjadi salah satu pembicara pertama yang diminta menyampaikan pandangannya mengenai kerja sama kesehatan dalam pertemuan tersebut. Dia mengatakan, awal statement Jokowi menyampaikan bahwa isu kesehatan adalah salah satu fokus presidensi Indonesia di G20.
"Presiden menyampaikan bahwa kemarin bersama dengan Presiden AS Joe Biden, Presiden RI telah memimpin KTT Covid-19, ini merupakan KTT yang kedua. Presiden lebih lanjut mengatakan kerja sama kita semua untuk menangani Covid-19 belum usai. Kerja kita untuk mengantisipasi pandemi yang akan datang masih terus berlangsung," papar Retno.
Untuk melakukan pekerjaan tersebut, lanjut Retno, Presiden mengatakan bahwa diperlukan penguatan kemitraan ASEAN dan Amerika Serikat. Usulan kerja sama kesehatan tersebut untuk tunuan kesiapsiagaan global yaitu pertama pembangunan sistem deteksi dini yang lebih efektif termasuk di antaranya adalah pertukaran informasi dan penguatan kapasitas deteksi.
"CDC Amerika Serikat akan dapat banyak berperan di dalam hal ini yang kedua pembentukan medical inventory buffer untuk kawasan. Bapak Presiden mengusulkan agar ASEAN Regional Reserve of Medical Supplies dapat dikembangkan, sehingga dapat menjadi inventory buffer kebutuhan kesehatan di kawasan," sambungnya.
Baca Juga
Berikutnya, Kepala Negara juga menyampaikan pengembalian kemandirian industri kesehatan kawasan. Menurutnya peran AS sangat penting dalam dukungan invetasi kerja sama riset dan transfer teknologi, serta akses ke bahan baku produksi.
"Dalam kaitan ini Presiden menyampaikan harapan agar kemitraan dengan AS mendorong keterlibatan negara ASEAN dalam rantai pasok kesehatan global," katanya.
Terakhir, pembiayaan kesehatan kawasan Asean Covid-19 Response Fund disebutkan dapat ditransformasikan untuk membangun kesiapsiagaan terhadap atau menghadapi pandemi berikutnya. Jokowi juga membahas terkait perubahan iklim dalam pertemuan tersebut.
"Di dalam diskusi, Presiden mengindentifikasi tiga hal penting yang dapat dijadikan fokus kemitraan ASEAN dan AS di dalam penanganan perubahan iklim pertama pembiayaan iklim, Presiden menyampaikan bahwa negara ASEAN hanya menerima sekira 10 persen dari total dukungan pembiayaan iklim dari negara maju untuk tahun 2000-2019," kata Retno.
Presiden juga menyampaikan komitmen ASEAN untuk meningkatkan proporsi negeri baru terbarukan dari 14 persen pada 2018 menjadi 23 persen pada 2025. Disampaikan bahwa, lanjut Retno, upaya ini memerlukan dukungan pembiayaan yang tidak sedikit setidaknya investasi sebesar USD367 miliar dan transfer teknologi
"Potensi yang dimiliki Indonesia di antaranya surya hingga panas bumi di mana saat ini pemanfaatannya baru 0,3 persen. Kendaraan listrik di kawasan 5 tahun ke depan diharapkan lebih kelihatan hasilnya," ungkap Retno.
Presiden RI juga disebutkan menghadiri diskusi mengenai iklim yang dipimpin juga oleh Wakil Presiden Kamala Haris dan acara puncak KTT khusus AS-ASEAN.