Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan keprihatinannya terhadap Perang Rusia-Ukraina dalam KTT Khusus AS-Asean di Washington DC pada Jumat, 13 Mei 2020. Perang tersebut semakin memperburuk kondisi dunia yang belum sepenuhnya pulih akibat pandemi Virus Corona (Covid-19).
Presiden juga menyayangkan rivalitas dan konfrontasi yang semakin tajam. Padahal, untuk mencapai perdamaian dunia diperlukan kerjasama dan kolaborasi seluruh negara.
"Multilateralisme (hubungan internasional) bukan menjadi semakin kokoh, namun sebaliknya unilateralisme (doktrin atau agenda apapun yang mendukung tindakan sepihak) yang justru semakin mengemuka," kata Menlu Retno Marsudi di kanal YouTube Sekretariat Presiden, Sabtu (14/5/2022).
Retno menambahkan Kepala Negara juga mengungkapkan dampak perang Rusia-Ukraina, khususnya untuk negara berkembang. Adapun dampak yang dialamin di antaranya kenaikan harga pangan dan energi, serta perlambatan ekonomi.
"Bahkan perang di Ukraina melemahkan multilateralisme. Perang yang berkepanjangan di Ukraina berpotensi memecah belah hubungan antar negara oleh karena itu Presiden menekankan bahwa pelajarannya sangat jelas perang tidak akan menguntungkan siapapun untuk itu perang harus segera akhiri," papar Retno.
Retno melanjutkan Presiden mengingatkan setiap negara di dunia bertanggung jawab untuk menciptakan enabling environment agar perdamaian dapat terwujud.
Baca Juga
Dalam pertempuran itu, lanjutnya, Presiden juga mengulangi apa yang telah disampaikan di Kongres dan acara makan malam sehari sebelumnya bahwa sudah lebih dari dekade Asean terus membangun arsitektur keamanan yang inklusif.
Retno juga mengatakan Kepala Negara menyambut baik inisiatif Amerika melalui Indo-Pacific Economic Framework (IPEF). Dia berharap ada sinergi antara IPEF dengan pelaksanaan prioritas kerjasama di AOIP (Asean Outlook on the Indo-Pacific).
"Presiden berharap agar kemitraan Amerika dan Asean dapat terus menjadi bagian dari jangkar kedamaian kemakmuran di kawasan dan dunia," pungkas Retno.