Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Niat Bayar Utang Puasa Ramadan, Bolehkah Puasanya Dicicil atau Harus Sekaligus?

Utang puasa biasanya dibayarkan mereka yang saat bulan ramadan terpaksa tidak berpuasa karena berbagai alasan, mulai dari sakit, dan datang bulan untuk perempuan.
Ilustrasi orang sedang berdoa/Freepik
Ilustrasi orang sedang berdoa/Freepik

Bisnis.com, JAKARTA - Setelah bulan ramadan, dan puasa syawal, umat muslim diimbau menjalankan ibadah puasa untuk membayar utang puasa.

Utang puasa biasanya dibayarkan mereka yang saat bulan ramadan terpaksa tidak berpuasa karena berbagai alasan, mulai dari sakit, dan datang bulan untuk perempuan.

Lantas bagaimana cara membayar utang puasa tersebut?

Apakah dilakukan mencicil? Misalnya, hutang puasa 10 hari, bolehkah dicicil pada hari Kamis dan Senin tiap Minggu, ataukah harus berturut-tutut 10 hari selesai seperti pada bulan Ramadan?

Mengutip muhammadiyah.or.id, dalam QS. Al Baqarah ayat 184 disebutkan “Maka barangsiapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain.

Dalam Fatwa Tarjih yang terdapat di buku Tanya Jawab Agama jilid II disebutkan bahwa QS. Al Baqarah ayat 184 di atas tidak disebutkan harus betturut-tutut, sebagaimana kewajiban membayar kaffarah puasa dua bulan yang disebutkan “mutatabiat” atau berturut-turut.

Karena itu menyaur puasa yang ditinggalkan karena sakit atau karena bepergian dapat ditunaikan dengan bilangan puasa yang sama di hari selain Ramadan, tanpa harus berturut-tutut. Artinya, boleh menyaur puasa secara terpisah-pisah.

Sementara itu, mengutip nu.or.id, mereka yang meninggalkan puasa di bulan Ramadhan harus mengganti puasa wajib tersebut di luar bulan Ramadhan. Mereka yang mengqadha puasa Ramadan juga wajib memasang niat puasa qadhanya di malam hari, setidaknya menurut Mazhab Syafi’i.

Adapun berikut ini adalah lafal niat qadha puasa Ramadhan:

Nawaitu shauma ghadin ‘an qadha’I fardhi syahri Ramadhana lillâhi ta‘âlâ.

Artinya, “Aku berniat untuk mengqadha puasa Bulan Ramadhan esok hari karena Allah SWT.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper