Bisnis.com, JAKARTA — Pagar penghalang setinggi 2 meter telah dipasang di beberapa distrik di kota Shanghai yang tengah memberlakukan penguncian (lockdown). Pemasangan pagar penghalang bertujuan untuk memblokir jalan dan pintu masuk pada sejumlah kompleks apartemen.
Kebijakan tersebut diberlakukan setelah angka kasus kematian akibat Covid-19 di kota tersebut mencapai angka tertinggi sejak lockdown.
Pemasangan pagar tersebut merupakan salah satu langkah dari upaya Zero Covid-19 yang terus digalakan oleh pemerintah China. Dilansir dari Time, Minggu (24/4), strategi itu disebut sebagai langkah terbaik yang dapat diambil negara tersebut, mengingat tingkat vaksinasi yang terbilang rendah pada usia 60 tahun ke atas dan varian Omicron yang terus menyebabkan banyak kematian.
China melaporkan 21.796 kasus baru pada Minggu, 24 April 2022 dengan sebagian besar kasus tanpa gejala terjadi di kota Shanghai. Di sisi lain, terdapat sejumlah kota dan provinsi yang telah memberlakukan beberapa versi lockdown lainnya, dalam upaya untuk memperlambat penyebaran Covid-19.
Pemberlakuan lockdown di kota Shanghai tentunya menimbulkan amarah di kalangan masyarakat. Peraturan tersebut menyebabkan penduduk kota mengalami kesulitan untuk mendapatkan bahan makanan hingga mengharuskan mereka untuk beralih ke sistem barter dan pembelian massal.
Dilansir BBC, Minggu (24/4), melalui sebuah video yang disebarluaskan melalui aplikasi Weibo, seorang warga bahkan menyebutkan bahwa dia tidak mengetahui alasan di balik pemasangan pagar setinggi 2 meter tersebut.
Baca Juga
“Tidak ada yang memberi tahu kami alasan pemasangan pagar tersebut. Tidak ada yang bisa keluar, saya merasa tidak berdaya," ujarnya.
Namun sayangnya, di sisi lain, para penjabat kota tersebut bahkan telah berusaha untuk melakukan pemblokiran pada video-video yang tampak menyoroti dampak dari penguncian kota terhadap para penduduknya.