Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Covid-19 Mengamuk, China Catat Kasus Harian Tembus 20.000

Pemerintah China menyatakan terdapat lebih dari 20.000 kasus Covid-19 yang terkonfirmasi pada Rabu (6/4/2022).
Pelabuhan Ningbo-Zhoushan adalah pelabuhan tersibuk ketiga secara global dalam hal pengiriman peti kemas pada 2020 dan tersibuk kedua di China setelah Shanghai, menurut publikasi maritim Lloyd's List/ Bloomberg
Pelabuhan Ningbo-Zhoushan adalah pelabuhan tersibuk ketiga secara global dalam hal pengiriman peti kemas pada 2020 dan tersibuk kedua di China setelah Shanghai, menurut publikasi maritim Lloyd's List/ Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah China menyatakan terdapat lebih dari 20.000 kasus Covid-19 yang terkonfirmasi pada Rabu (6/4/2022).

Dikutip melalui laman Channel News Asia, Komisi Kesehatan Nasional mengatakan angka tersebut dikonfirmasi sebagai kasus harian tertinggi sejak awal pandemi Covid-19 di China dengan Shanghai sebagai jantung dari lonjakan infeksi meskipun telah dilakukan lockdown.

“Strategi zero-Covid China saat ini berada di bawah tekanan besar ketika kasus melonjak,” ujar Komisi Kesehatan Nasional China, dikutip melalui Channel News Asia, Rabu (6/4/2022).

Adapun, hingga Maret lalu, China berhasil menjaga kasus harian tetap rendah dengan kebijakan penguncian lokal yang cepat, pengujian massal, dan pembatasan ketat pada perjalanan internasional.

Namun, angka kasus telah mencapai ribuan per hari dalam beberapa pekan terakhir, dengan para pejabat mengatakan, mereka telah mendeteksi mutasi varian Omicron yang sangat menular di dekat Shanghai.

Disebutkan, China mencatat 20.472 kasus Covid-19 pada Rabu (6/4/2022), angka tersebut merupakan jumlah kasus harian tertinggi, bahkan selama puncak wabah awal yang berpusat di Wuhan. Namun, sebagian besar kasus saat ini tidak menunjukkan gejala.

Shanghai, kota terbesar di China, menyumbang lebih dari 80 persen kasus Covid-19 nasional, menurut pejabat Shanghai pada Rabu (6/4). Kota metropolitan berpenduduk 25 juta itu mengunci warganya secara bertahap minggu lalu, yang memicu kepanikan dalam belanja (panic buying).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Akbar Evandio
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper