Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Arab Saudi melalii Mahkamah Agung memutuskan pelaksanaan hari pertama puasa Ramadan 2022 jatuh pada 2 April 2022 hari ini.
Mahkamah Agung menyebutkan sebagian besar dari 2 miliar Muslim di dunia juga akan menandai hari pertama Ramadan pada hari Sabtu setelah penampakan resmi bulan sabit.
Bahrain, Kuwait, Qatar dan UEA mengatakan Ramadan juga akan dimulai di sana pada hari Sabtu, dan di Oman diperkirakan akan dimulai sehari kemudian. Tanggal mulai ditentukan oleh perhitungan bulan dan penampakan fisik bulan baru.
Ini akan menjadi tahun pertama sejak 2019 Ramadhan di Arab Saudi diamati tanpa pembatasan virus corona.
Bulan sabit yang menandakan awal Ramadhan terlihat pada hari Jumat di Hautat Sudair di Riyadh oleh para astronom dari Departemen Observatorium Astronomi Universitas Majmaah.
Orang yang pertama kali mengamatinya adalah astronom terkenal Saudi Abdullah Al-Khudairi. Kepala Departemen Observatorium di universitas, ia dikenal di antara rekan-rekannya karena keahliannya dalam astronomi dan perannya dalam melihat bulan sabit Ramadhan setiap tahun.
Meskipun teleskop canggih digunakan di situs tersebut, Al-Khudairi hanya mengandalkan matanya. Rekan-rekannya mengatakan bahwa penglihatannya sangat tajam dan pada hari Jumat ini terbukti menjadi kasus sekali lagi ketika dia melihat bulan baru sebelum orang lain. Penampakannya dikonfirmasi oleh orang lain menggunakan teleskop
Baca Juga
"Itu tepat di depan matamu, tidak bisakah kamu melihatnya?" dia terdengar berkata dilansir dari Arab News.
Persiapan untuk penampakan dimulai pada sore hari saat teleskop dan kamera canggih dipasang dan dilatih di cakrawala. Orang-orang berkumpul untuk mengamati pendekatan metodis para astronom saat mereka menyesuaikan dan memperbaiki fokus perangkat mereka.
Hautat Sudair telah menjadi lokasi yang digunakan untuk melihat hilal selama bertahun-tahun.
Tempat ini jauh dari perkotaan, kawasan pertanian, kawasan industri, jauh dari polusi. Tingginya di atas permukaan laut, sekitar 900 meter. Tanahnya padat dan tidak mengalami eksitasi.
Lokasi itu dipilih bertahun-tahun yang lalu oleh King Saud University setelah menandatangani nota kerja sama. Wilayah ini dibedakan tidak hanya untuk penampakan bulan tetapi untuk semua jenis pengamatan astronomi.
Kecepatan angin sangat rendah di daerah itu, sekitar 4 kilometer per jam, yang secara signifikan mengurangi kemungkinan embusan angin yang menimbulkan awan debu yang mungkin mengaburkan pandangan bulan baru.
Setelah penampakan dan konfirmasi hilal, para astronom yang berkumpul saling mengucapkan selamat dan menandatangani dokumen sebagai saksi bulan sabit Ramadhan 1443 Hijriah.
Penampakan bulan sabit merupakan komponen penting dari ephemeris astronomi Islam, karena kalender Hijriah mengikuti siklus bulan, dengan bulan sabit baru yang menandakan awal setiap bulan.